AKEMI WIDJAYA

99 5 5
                                    

Halo, sebelumnya terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca karya ku yang tidak seberapa dan Maaf jika dalam menggambarkan watak kurang sesuai dan kurang bagus dalam penjelasan unsur cerita.

Happy Reading.

***

Akemi Wijaya kerap kali disapa Eki, merupakan satu dari sekian mahasiswa Universitas terkenal di Jakarta yang sangat membenci disaat seperti ini. Saat dirinya harus menyesali setiap perbuatannya yang tak lain ialah tidak sengaja mematikan alarm diponselnya yang setiap pagi beredering.

"Ugh! God. Kenapa bego gue ga ilang-ilang Tuhan? Seharusnya jari tolo*l gue ini kagak usah seenaknya matiin alarm!" gerutu Eki tatkala ia menali sepatunya. Setelah selesai ia menghentakkan kedua kakinya untuk mencari rasa nyaman pada sepatu itu.

"Aduuh semoga kagak telat. Amin! Biasanya doa orang yang teraniaya mujarab kan? Lah tapi gue lagi nggak teraniaya nih. Ah bodo ah."

Eki dengan tergesa membuka pintu mobil, lantas mengemudikan kendaraan beroda empat itu dengan gila-gilaan seharusnya, namun apa mau dikata jika kota Jakarta yang sudah terkenal macet ini membuat Eki harus mengeluarkan nama-nama binatang dari mulutnya karena tidak bisa membuat kendaraan yang ia tumpangi berjalan cepat sehingga ia bisa datang tepat pada waktunya.

Drrt... drrtt..

Getaran ponsel disakunya mengalihkan Eki dari jalanan, seolah sudah tau siapa yang menelepon, dengan cepat ia menjawab panggilan tersebut.

"B*go!! Kenapa baru diangkat si? Cepetan woy! Si botak udah ngajogrog didepan!"

"Macet Maemunah. Nitip absen deh."

"Kayak ga tau si botak aja lo. Mana bisa die dikibulin. Ck pokoknya buruan! Ingat hari ini kita presentasi dan--." Bisa ia dengar bahwa orang diseberang sana menarik napas dalam-dalam.

"—LO HARUS DATENG! Awas kalau enggak gue kebiri lu."

Tut... panggilan di putus. Dengan cepat Eki mengganti transmisi pada mobil lalu menginjak pedal gas saat jalanan sudah lenggang.

15 menit kemudian Eki sudah berada didepan pintu kelas, menata rambutnya yang berantakan karena terpaan angin saat ia berlari dari tempat parkir. Dengan perlahan ia mengetuk pintu yang tertutup itu setelah menghembuskan napas.

Tok.. tok...

Eki membuka pintu, seketika ruangan senyap dan berpasang-pasang mata menatapnya. Namun mata Eki hanya memfokuskan kearah dosen botak berkaca mata tebal yang sedang duduk diujung kelas –mengamati proses presentasi— yang sekarang menatapnya itu hanya mengangguk kearahnya kemudian kembali memfokuskan ke depan yang sebelumnya memerintah kelompok siswa didepan untuk melanjutkan presentasi.

Mengerti maksud dosen itu, Eki lantas memasuki kelas dan duduk ditempatnya. Kemudian menghembuska napas lega. Baru saja bokongnya menempel dikursinya ia mendengar bisikan dari belakang kepalanya .

"idiot!" dan Eki tau siapa tersangka itu, namun Eki tak menanggapinya, ia bisa ditendang dari kelas ini selama satu semester jika ia melakukan itu karena tidak memerhatikan presentasi didepan

-O-

"Gara gara elo! Kelompok kita nggak jadi presentasi dan sekonyong-konyongnya malah ditambahin tugas, kalau elu doang yang dikasih tambahan mah sae sae aja, lah ini sekelompok. ASTAGA EKI! Otak lo dimana si? Kan semalem udah gue peringatin buat bangun pagi supaya elu nggak telat. Dan apa yang gue khawatirin benar terjadi kan?!"

"Ya ampun Del. Bisa diem dulu ga sih? Eh tapi sebelumnya makasih deh elu udah perhatian sama gue. Kalau Rafi tau di cerai lo!"

Puk "Aduuh!" pekik Eki seraya mengelus pipinya setelah tangan cewek didepannya menggampar pipinya,

Feel RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang