BAB II

15.1K 179 7
                                    


Selanjutnya Tea langsung mencium bibir Leon dengan lembut dan penuh perasaan. Ketika dia hampir kehabisan oksigen perlahan dia melepaskan pagutannya. Kemudian melingkarkan lengannya di leher Leon dan berbisik di depan bibirnya, "Yes, I will... I will babeee".

***

Leon begitu mendengar jawaban Tea langsung mengeratkan pelukannya dan mengangkat serta memutar tubuh Tea sampai sang pemilik tubuh berteriak sambil tertawa.

"Thanks babe, oohh god... I love you, i love you so much " kata Leon kemudian mencium bibir Tea dengan semangat menggebu-gebu.

Tea juga menikmati ciumannya dengan Leon. Bibir mereka terus memagut seakan tak ada waktu lagi. Suasana disekitar mereka menjadi panas terpengaruh dengan kegiatan dua orang di pinggir kolam renang. Ketika keduanya hampir kehabisan nafas Tea lebih dulu melepas pagutan bibir mereka. Kemudian Tea menundukkan kepala dan menyusupkannya ke dada Leon karena malu. Melihat hal itu Leon merasa geli juga senang. Wajahnya menyiratkan kebahagiaan yang teramat sangat. Bahagia karena akhirnya dia mendapatkan diri Tea seutuhya. Leon mengangkat dagu Tea dan memperhatikan wajah cantik dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sayang, aku sangat mencintaimu" kata Leon sambil mengecup bibir Tea berulangkali. Bahkan panggilan ang digunakannya sudah berubah menjadi aku kamu. Wajah Tea sampai merah merona karena malu. Setelah itu Leon mengajak Tea masuk ke dalam karena hawa dingin yang mulai terasa. Leon mengajak Tea menuju ke kamarnya. Terakhir Tea masuk disini yaitu sekitar satu bulan yang lalu karena merawat Leon yang sedang demam tinggi.

Kali ini Tea masuk dengan jantungnya yang berdebar-debar kencang jauh lebih cepat dari biasanya. Karena situasi saat ini sudah berbeda. Ketika Tea sudah duduk di pinggir ranjang, Leon langsung menuju ke walk in closet entah untuk mengganti baju mungkin.

Leon kembali dengan menggenggam sesuatu sambil menahan senyum. Leon menghampiri Tea dan berlutut menhadap Tea kemudian menunjukkan apa yang dibawanya. Sebuah cincin berlian yang sangat cantik dan elegan begitu menarik perhatian Tea untuk sejenak.

"Sayang, tadi aku melamarmu tanpa cincin karena aku lupa membawanya hehe , tapi sekarang aku membawanya untuk meresmikan lamaranku" Leon meraih jemari Tea dan menyusupkan cincin itu ke jari manis tangan kiri Tea. Sangat pas dan terasa tepat digunakan Tea. Tea tersenyum dan memeluk Leon sambil ikut berlutut.

"Thanks babe, aku takut ini semua Cuma mimpi" ucapan terimakasih Tea dengan suara yang bergetar menahan tangis kebahagiaan.

"No babe, ini bukan mimpi" jawab Leon sambil mengangkat Tea untuk berdiri. Kemudian Leon mengajak Tea ke kaca luas disamping kanan tempat tidur Leon yang langsung menghadap ke pemandangan kota dan dibawahnya terdapat taman bunga mawar kesukaan Tea.

Leon melingkarkan tangannya keperut Tea dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Tea sambil mengecupi leher Tea yang tak terhalang rambut. Tea yang merasa geli sekaligus nyaman atas perllakuan Leon hanya bisa memejamkan mata sambil mengelus rambut Leon dari samping dengan tangan kanannya. Tiba-tiba kecupan Leon berubah menjadi jilatan dan hisapan yang membuat lutut Tea melemas. Bahkan dia tanpa sengaja mengeluarkan desahannya. Leon yang mendengar desahan wanitanya semakin bersemangat memberikan kenikmatan. Tangan Leon sudah berada di punggung Tea siap melepaskan simpul sederhana yang apabila gaunnya turun akan memperlihatkan payudara Tea yang besar menantang, karena memang gaun ini didesain tanpa bra. Leon sudah memperkirakan apa yang akan terjadi malam ini makannya dia sudah menyiapkan gaun seksi ini untuk wanitanya. Leon melepaskan gaun Tea tanpa melepas hisapan dan jilatannya yang saat ini sudah berganti ke leher sebelah kiri. Ketika gaun terlepas dia tak bisa menahan tatapannya dari payudara menggairahkan milik kekasihnya ini. Tea mungkin merasa terkejut karena kegiatan bibir Leon yang berhenti. Tea memalingkan wajahnya untuk melihat Leon dibelakangnya, yang dilihat Leon sedang menatap sesuatu dengan tatapan lapar dan bergairah.

Apa yang dilihat Leon sampai dia menatapnya tanpa berkedip dan dengan tatapan yang membuatku ikut meleleh karenanya, tapi tunggu... sepertinya dia melihat ke arah... oh god

Tea mengikuti arah pandang Leon dan dia baru sadar bahwa Gaunnya sudah terlepas bagian atas sampai di pinggulnya. Ketika Tea akan menutup payudara menggunakan tangannya tiba-tiba Leon memalingkan wajah Tea ke hadapannya dan langsung melumat bibir Tea tanpa ampun. Gairahnya sudah tak bisa ditahan. Tea yang terkejut dengan ciuman ini langsung dapat menyesuaikan gerakan bibir Leon dengan tak kalah liar. Mereka berdua sudah kalap ditelan gairah yang hebat. Leon membawa kedua tangannya menuju ke bukit indah milik kekasihnya dan meremasnya dengan pelan. Menikmati desahan yang keluar dari mulut kekasihnya. Leon tahu Tea sangat menikmati kegiatan ini. Leon kaget karena tangan Tea sudah berada di depan celana kainnya dan menyentuh di bagian juniornya yang sudah menegang. Kemudian.... Ooooohhhh


Bersambung....

Please vote and comment..

Sexy Red DressWhere stories live. Discover now