Part 4 ~ Biarkan Waktu Menjawab

206 16 2
                                    

Setelah belajar bersama akhirnya Malvin dan Bastian tiba di rumah masing-masing. di jalan tadi mereka cukup terdiam saja sekali kali cuma Bastian yang bicara. beda jauh waktu berangkat tadi. Malvin yang sangat bersemangat sekarang mala dia yang kehilangan semangat. entah, karna capeknya belajar atau karna Tasya yang akrab dengan Bastian.

Malvin melangkahkan kakinya memasuki rumah, baru saja ia memegang gagang pintu kamarnya, suara Kevin terdengar.

"Baru pulang lo?"tegurnya

"Iya, biasa belajar di rumah teman."menghela nafas.

"Oiyya sini temanin gue main PS."

"Ah... nggak, palingan lo kalah lagi."

"Coba buktiin lagi, sini lo. lama amat!"

"Kalau lo kalah. lo harus dengerin perintah gue."

"Apaan?"

"Setelah lo kalah, baru lo bisa tau."

"Bodoh amat! nggak mau, nanti lo perintah gue macem-macem."

"Nah, itu tuh. jawaban yang gue mau. lo nggak mau kan? berarti lo sadar dan sudah ngakuin kalau lo kalah dari gue, buktinya saja nggak mau. dasar penakut"Malvin terkikik lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Hei..kamu tuh..." Kevin belum sempat ngomong Malvin sudah berlalu.
"Kenapa gue nggak paham yah, nanti aja lo gue balas"batin Kevin.

------------

Nah. keesokan harinya seperti biasa mereka belajar bersama lagi sekali-kali Tasya ikut ngeliatin. karna pikir Tasya siapa tau ada yang ingin dibantu. Tasya dengan Bastian memang lebih akrab ketimbang Malvin yang cuma bisa berdiam diri, sering kali Malvin terlambat. bahkan nggak ke rumah karin buat belajar bersama.

"Hai kunyuk, kok kemarin nggak ke sini sih belajar."tegur Bastian

"Oh itu.. anu, nyokap aku sibuk banget jadi aku bantu aja, lagian aku bisa nutupi Belajar di rumah."
nada pelan terasa sangat lesu.

"Syukurlah Karna lo nggak pha2."
"Seperti ada yang beda dengan sahabat gue ini. nggak seperti biasanya. kalau dia jawab pasti seru banget. lah ini kayak lemas, di tambah perkataanya juga agak sopan, nggak seperti biasanya. tapi ahh. munkin dia capek kali brdebat sama gue. batin Bastian."

"Iya."
singkat malvin.

Selesai belajar yang cukup lama akhirnya mereka memutuskan istirahat lagi, Malvin yang cuma diam dan banyak melamun membuat suasana makin sunyi aja.

"Vin... nanti kalau sudah selesai tinggal dulu yah sebentar, ada yang pengen gue bicarakan."
ucap Karin yang membuyarkan lamunan Marvin.

"Untuk apa?"

"Nanti juga kamu tau."

"Iya deh."

------------

"Akhirnya selesai juga. hari Senin tinggal ujian nih, nggak terasa banget yah. senang banget rasanya tapi sedih juga sih. karna nggak bareng-bareng lagi seperti ini."

Entah mengapa Bastian merasa nyaman belajar bersama seperti ini. apalgi Tasya sering ngajarin dia, meski begitu Bastian merasa tidak enak juga dengan Malvin, karna dia mengerti banget sikap Malvin, tapi itukan cuma di ajarin nggak lebih.

"Benar banget kata Bastian akhirnya nggak bakalan ngumpul sesering ini, tapi mudah-mudahan kita semua lulus deh, Amin."
tukas Karin yang merasa sedih.

Meski begitu Malvin merasa biasa saja nggak ngucapin satu katapun, egonya yang tinggi di tambah sikapnya yang cemburuan, aduh di tambah dia masih kunyuk belum bisa bersikap dewasa.

Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang