pesan:
//
2016, tahun baru bulan kesatu.
setelah kepergianmu, entah ke mana kemudian jalanmu.
meski dari sajakmu, kulihat kau terburu setelah tahu bukan aku seharusnya yang kau tuju.
//
hari ketiga belas bulan kedua belas.
pada lenganmu yang hangat, aku pernah berlindung dan berharap kau selamanya kugenggam erat.
pada payung yang kau pegang, aku pernah berteduh dengan tenang meski kini tinggal kenang.
//
penghujung dua ribu lima belas.
kau menjadi kepingan yang dengan jelas membekas.
pada suatu saat kau pernah menemuiku singkat namun dirimu terlanjur kuingini dengan sangat.
//
hai, kamu, lelaki kota yang jenaka.
ini aku gadis jawa yang hatinya telah pampat karena kau pikat.
gadis mana lagi yang kau lihat setelah meninggalkanku sekarat?
apakah ia menyaru aku hingga bisa mengelabuimu?
//
hai, kau, lelaki kidal banyak bicara.
candamu selalu membuatku tertawa.
namun kini mengingatnya hanya jadi lara.
apa sesungguhnya luputku hingga kau menjadi jera bercerita?apa kabar Azka? apa kabar Intan?
diam-diam aku pernah bermimpi tentang bagaimana aku akan bertemu mereka kelak dan memperkenalkan diri sebagai kakak.
//
kau memang tak pernah menjanjikan untuk bersama, apalagi meminta untuk tetap berdua.
hanya aku saja yang kecewa pada harap yang begitu fana.
//
rinduku telah menjelma doa.
apakah doa akan menjelma kita pada akhirnya?
//
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Untuk Seseorang
Poetryrinduku telah menjelma doa. apakah doa akan menjelma kita pada akhirnya?