Two Weeks With You

5.1K 626 126
                                    

[Note: Cerita ini terdiri dari satu chapter dan cerita ini terdiri dari 5k words. Jadi, maaf kalau cukup membosankan.]

Senja sudah menyapa langit Seoul dengan indahnya, meski begitu, keadaan Seoul tetaplah padat akan segudang akitivitas para penghuninya. Dari mulai jalanan, toko-toko maupun kedai, pusat pembelajaan, seluruhnya tampak ramai akan mereka-mereka yang sibuk.

Tapi hal itu tidak termasuk pemuda berusai 22 tahun ini. Tubuhnya lelah luar biasa termasuk psikisnya, dan yang dia inginkan saat ini hanyalah berbaring nyaman di atas kasurnya hingga malam menyapa. Langkah kakinya terdengar agak menggema di lorong apartement yang sepi dan legang, tapi ia sejujurnya tidak mempedulikan itu namun, kalau boleh jujur ia menyukai suasana seperti ini.

Berjalan dengan tenang di tengah keheningan yang menemani, begitu tenang dan nyaman. Mungkin orang menganggap dia aneh, tapi apa pedulinya?

Langkah kakinya berhenti tepat beberapa langkah di pintu apartement miliknya yang bernomor 39. Kedua matanya menatap dalam diam dari balik kacamata bulatnya; menatap seorang wanita dewasa dengan seorang anak laki-laki yang tengah berdiri di balik punggung mungil wanita itu seolah tengah bersembunyi dari apa.

"Taehyung?" Wanita itu mengatakan namanya, dan pemuda itu—Taehyung mengangguk kemudian lantas membungkuk hormat dan tersenyum.

Senyumnya tidak terlalu lebar namun cukup terlihat oleh mata dengan jarak sedekat ini. Hal itu membuat pemuda yang tengah bersembunyi tadi seolah keluar dari balik punggung wanita yang nyatanya ibu kandungnya.

"Senyum hyungie tampan," ucapnya dengan polos tanpa ada pemaksaan maupun perasaan ragu-ragu.

Hal itu membuat Taehyung merasa pipinya memanas, dan detik berikutnya merona namun tertutup kulit tannya yang seksi. Wanita di antara mereka terkekeh gemas, meraih tubuh putranya dan merangkul pundak anaknya.

"Taehyung ... hmm maaf ajhumma merepotkanmu. Bolehkah aku meminta tolong?" ucapnya yang bernama Jiyoon.

Taehyung mengangguk kecil, "Tentu ajhumma. Tapi, bagimana kalau kita masuk dahulu?" tawarnya dengan sopan.

Jiyoon tersenyum senang mendengarnya, jujur dia tersanjung dengan sikap pemuda itu.

"Terima kasih."

Dan kini mereka sudah berada di ruang tengah apartement ini, tampak nyaman dan minimalis. Taehyung datang dari dapur sembari membawa dua minuman kaleng sari buah yang dalam keadaan dingin karena cuaca hari ini agak panas. Yang paling muda di sana lantas meraih satu kaleng minuman tersebut meski terlihat bahwa dia sangat malu-malu dan ragu, tapi pada akhirnya dia mengambilnya dengan cepat seperti tak ingin ketahuan.

"Aish, Kookie haus hm?" tanya sang ibu yang langsung dibalas anggukan mantap dari sang putra.

Jujur, Taehyung yang sedari mempehatikan interaksi anak dan ibu itu membuatnya menjadi rindu akan ibunya. Ah, sudah lama dia tidak menghubungi ibunya juga karena jadwal kuliah yang memang padat.

"Aku rasa tidak perlu banyak membuang waktu. Taehyung, maksud tujuan ajhumma kemari, adalah ajhumma ingin menitipkan pu—"

"Tidak mau!"

Kedua orang di sana lantas menoleh ke arahnya, yang bersurai hitam. Kini dia tampak cemberut dan merajuk pada ibunya yang tersenyum maklum.

"Tapi sayang, kan Mama sudah bilang kalau Kookie tidak bisa ikut. Lagian, hanya sebentar kok, dua minggu saja," terang Jiyoon pada putranya yang malah tampak sudah ingin menangis.

Taehyung menautkan kedua alisnya begitu melihat reaksi bocah di hadapannya yang sudah ingin menangis. Jiyoon langsung menenangkannya, memeluk bocah itu agar tidak menangis dan juga membujuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zwei Wochen mit dir✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang