aku kesal dengan temanmu
tidak pernah sekesal ini rasanya
seperti caci maki yang terus menerus mendesak lidah tak bertulang
seperti api yg dilempari kayu bakar, semakin membara
sepertinya rasa kesal ini dapat menjadi benci sewaktu waktutapi, aku merasa aneh
ketika aku mengingatmu, rasa kesalnya meluap
entah apa yang aku ingat tentang dirimu
hanya saja hati ini tentram kembali
seperti kobaran api yang tersiram derasnya airjujur saja, sudah lama aku mengagumimu
entah, sebatas mengagumi atau sudah mencintai?
guru matematika aku sih pernah bilang "cinta itu datang ketika kamu berusia 21+"
awalnya sih aku setuju, tapi kok kali ini aku gak setuju ya?
soalnya, setiap aku malas
yang muncul di kepalaku adalah rajinnya kamu
setiap aku menangis, yang aku ingat adalah senyumanmu
setiap aku patah hati, yang aku ingat adalah ketulusanmu
setiap aku malas sholat, yang aku ingat adalah sholehnya kamuentah kenapa hati ini selalu kembali ke kamu
tapi... kamu acuh tak acuh terhadapku
aku takut salah bersikap di depanmu
tapi kamu selalu bersikap seenaknya
aku takut kamu benci sama aku
tapi, kamu yang mati matian bikin aku membenci kamu
aku tidak bisa benci kamu
aku tidak bisa benci mimpi indahku
aku tidak bisa membenci masa depanku
mana mungkin aku membenci tempat berpulangnya hatiku ketika lelah berkelana?aku merasakannya sendiri
sakit memang
tapi apa yang bisa kuperbuat?
mengakuinya atau kupendam saja?
menguburnya atau kuteruskan?
apakah aku harus menyimpan rasa ini sampai kamu memiliki rasa yang sama?
akankah rasa itu akan menghampirimu?
doaku...iya...
semoga rasa cinta itu menghampirimu
aku selalu menyebutmu dalam doaku
agar kita terus bersama hingga rambut kita memutih, kulit keriput, hingga perutmu membuncit
hingga maut memisahkan
karna kamu adalah hamba Allah yang selalu aku semogakan
YOU ARE READING
Menyimpan Rasa
Poetrypuisi atau sajak ya? kalo ada yang tau tulisan aku ini kategori puisi atau sajak, please comment dan jangan lupa vote ya!