Mine!

10K 798 468
                                    

"Kacchan."

Samar-samar terdengar suara yang memanggilnya dengan pet name menyebalkan itu. Entah nyata atau hanya halusinasinya saja namun hal itu berhasil membuat pemuda berambut pirang tersebut bangun.

Matanya terbuka, berkedip beberapa saat kemudian, berusaha untuk duduk dari tidurnya. Bersamaan dengan itu, lipatan kain tebal jatuh dari kening ke perutnya. Katsuki Bakugou mengernyit seraya mengambil kain tebal yang akhirnya berhasil ia identifikasi sebagai sebuah kompres. Kompres yang sudah setengah kering.

Hangat dengan sedikit sisa kelembaban yang belum menguap.

Ia menatap sekitar, pemandangan yang agak asing namun lama-kelamaan terasa familiar. Bakugou tahu kalau sekarang ia sedang tidak berada di rumahnya.

Kakinya diturunkan dari sofa tempatnya tidur sembari disibaknya lapisan selimut yang membuatnya tetap hangat dari malam tadi. Bakugou mengernyit ketika melihat kaus yang tidak ia kenali di tubuhnya.

Masih tercium aroma baju baru dari produk tekstil murah yang ia kenakan saat ini. Ukuran kaus baru ini pas di tubuhnya, namun celana jeans pendek yang ia kenakan sekarang terasa agak sempit. Membuatnya mengernyit kemudian berpikir.

Milik siapa ini? Lalu siapa yang sudah mengganti pakaianku?

Samar-samar tercium aroma makanan dari... entahlah, mungkin arah dapur? Bakugou tidak yakin dengan lokasi interior rumah ini. Namun, satu yang pasti. Ia tahu di mana dirinya sekarang.

"Deku."

Panggilan itu terucap begitu saja, membuat raut wajahnya jadi keruh. Samar-samar ia ingat kejadian tadi malam. Ketika ia jalan terseok-seok, tubuh penuh memar dan luka sayatan kecil di lengannya. Kepalanya pening bukan main. Kalau saja kondisinya prima dan tidak sedang sakit, Bakugou yakin ia bisa menang dengan dari perkelahian satu lawan tujuh dengan sekelompok senpai yang tidak suka dengan perilaku Bakugou di sekolah.

Bakugou kesal harus mundur dari pertarungan karena sedang tidak bisa all out. Bah! Mengingatnya saja sudah membuat daranya kembali mendidih.

Peduli setan dengan senioritas, orang lemah macam mereka tidak pantas dihormati.

Namun yang paling mengesalkan adalah ketika dalam keadaan menyedihkan; babak belur dengan panas tubuh yang sangat tinggi. Bakugou bertemu dengan seseorang yang paling tidak ingin ditemuinya dalam keadaan mengenaskan ini.

Si Guppy--Deku.

Midoriya Izuku.

Teman sejak kecil.

Hah! Sepertinya kata 'teman' sama sekali tidak cocok untuk dilabelkan pada mereka berdua. Deku hanyalah mainan Bakugou. Bocah penakut dan pengecut itu lebih cocok jadi karung tinju-nya daripada teman.

...

Setidaknya itu yang Bakugou selalu pikirkan, namun...

"Kacchan?"

Tenor itu bergetar di telinganya, membuat pemuda berambut spike ini menolehkan kepalanya ke arah pemuda yang lebih pendek darinya.

Yang tengah berdiri di ampang pintu dengan rambut hitam awut-awutannya yang selalu berantakan bagaimanapun ia berusaha meluruskannya. Matanya bulat, terkesan lugu dan naif, hal yang sering jadi sumber rasa kesal Bakugou terhadap Deku. Entahlah, mata Deku selau membuatnya teringat akan mata teddy bear yang pernah Bakugou lihat di etalase toko mainan. Namun yang paling khas dari pemuda pendek itu; freckless di kedua pipinya membuat wajah Deku terlihat sangat... innocent.

Kombinasi semua itu membuat Izuku Midoriya menjadi target bully yang paling gampang.

Dan itu mengganggu Bagkugou.

MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang