Jika ada orang yang berkata kalau sihir itu ada apa kau akan percaya?
Di era modern ini tentu kebanyakan orang akan bilang tidak. Akupun akan mengatakan hal yang sama kalau saja aku tidak mengalami kejadian hari ini.
"Sa...kit...!"
Aku merintih kesakitan dengan sebilah pisau masih menancap di dadaku.
Sedangkan dihadapanku aku melihat seorang anak perempuan dengan wajah muram tengah menggenggam pisau yang menusuk perutku.
Dengan pandangan yang kabur aku melihat kearah anak itu. Matanya tengah berair seolah sedang menangis.
"Maafkan aku"
turn propter humanitatem corpus animam meam benedictione Dei"Setelah rapalanya itu pandanganku dipenuhi dengan kegelapan dan tubuhku seolah melayang.
"Reversal Trasfer"
Dengan rapalan itu aku kehilangan kesadaranku.
Ketika aku membuka mata yang pertama kali aku lihat adalah wajah pembunuhku. Anak perempuan dengan wajah oriental yang imut dengan rambut keperakan dan mata biru safir. Di balik tampang lugunya itu siapa sangka kalau dia seorang pembunuh.
"Nona Lucia"
Ucap seseorang yang menepuku dari belakang. Seorang anak perempuan dengan pakaian pelayan dengan sopan bertanya kepadaku.
"Apa nona sedang memikirkan sesuatu?"
Nona? apa dia sedang bicara pada pembunuh itu. Aku menoleh kebelakang menatap kembali kearah anak pembunuh itu tapi aku menyadari kalau yang kulihat adalah....
"Cermin"
Ketika keringat dingin mulai membasahiku. Aku mencoba menyentuh rambut disekitar leherku dan gadis dicermin itu melakukan gerakan yang sama denganku. Aku memiliki rambut perak terusai sepunggung.