SIN

980 10 3
                                    

Aku mendapati langit yang jingga nampak dari balik jendela, matahari seperti telah bersiap meninggalkanku sendiri bersama khayalan-khayalan janggal yang kualami beberapa hari belakangan. Jantungku berdegup kencang, dan tanpa kusadari ketika aku kembali terhempas dalam dunia nyata, keringat dingin telah membasahi seluruh tubuhku, tidak dapat lagi mengendalikan deru nafasku yang tidak beraturan. Aku tidak tahu perasaan apa ini, seperti ada gairah yang baru, yang tidak pernah kurasakan bersama siapapun. Rasa seperti.. bercinta. Dengan pikiranku.

Suara yang menggoda itu terdengar begitu dekat dengan telingaku, aku mungkin merasakan hangat nafasnya, ini hanya halusinasiku, atau tidak. Tapi ini terasa aneh dan baru bagiku. Aku tidak dapat lagi mengendalikan pikiranku, suara-suara itu akan datang kapan saja. Dan seketika itu aku akan membeku, menatap kosong, merasakan udara berhembus lebih dingin dari biasanya, tubuhku akan menggigil dan aku akan terpaku, tenggelam kedalam diriku sendiri.

Memikirkan keanehan-keanehan yang terjadi beberapa hari ini, tanpa kusadari langit telah gelap sepenuhnya. Kulihat cahaya-cahaya putih dari rumah-rumah penduduk di sekitar sekolah mulai menyala. Tidak cukup terang untuk membuatku melihat segalanya. Seperti ada kabut tebal yang membayang di depan mataku. Aku tidak dapat melihat apapun selain cahaya-cahaya putih itu.

Aku tidak tahu, mengapa penjaga sekolah tidak mengecek keadaan setiap kelas seperti biasanya, pukul tujuh malam dan tidak ada seorangpun yang menyadari keberadaanku. Terjebak dalam kelas kosong karena aku melamun tidak terjadi hanya sekali, namun terjadi semakin sering beberapa hari terakhir. Aku tahu ada yang aneh pada diriku, aku hanya tidak mengerti apa penyebabnya.

Membereskan buku-buku pelajaran yang bahkan belum sempat kulakukan, aku berjalan perlahan keluar dari kelas kosong ini. Menyusuri koridor sekolah yang temaram hanya dengan lampu neon panjang berbaris mengiringi langkahku. Tidak terdengar suara apapun hanya decit sepatuku yang bergesekan dengan lantai koridor. Tidak ada perasaan takut saat ini dalam diriku, hanya aku kembali gamang dengan pikiranku sembari aku berjalan.

Aku membeku kala telingaku menangkap suara berderak itu.

Hal yang aneh aku bisa menangkap suara itu dengan sangat jelas, aku mengerutkan keningku, berusaha menajamkan pendengaranku, untuk mengetahui asal suara aneh itu.

Tulangku melemas dalam sedetik kembali mendengarkan suaranya. Ketakutan mulai melingkupiku, ada rasa ngeri yang tidak dapat kudefinisikan ketika mendengar suara-suara asing itu. Aku memantapkan langkahku, berjalan menelusuri ruang-ruang kelas yang berbaris, tertutup rapat di sisi kiriku. Sesekali melihat dari balik kaca pintu untuk menduga apakah suara itu berasal dari salah satunya.

Jantungku berdegup kencang, tidak berirama dan terus menghentak, serasa menghancurkan tulang rusukku. Aku terus melangkah mengikuti asal suara yang terdengar kian menakutkan, suara-suara itu tidak berhenti, seperti memiliki ritme yang tidak kumengerti. Cepat, lalu melambat, seperti seseorang tengah melakukan sesuatu.

Aku berhenti, ketika ada jendela-jendela besar di sisi kanan, berhadapan dengan ruang-ruang kelas yang tampak identik. Tempat biasa murid menghabiskan makan siang mereka, menampakan pemandangan langsung ke arah taman yang terletak di belakang sekolah. Lampu-lampu taman yang tidak seberapa memberikan sedikit cahaya. Aku menoleh, tidak seharusnya aku menoleh, namun aku melakukannya.

Seperti ada sesuatu yang menarik seluruh tubuhku untuk membeku di sana, dan aku melihatnya.

Kini aku tahu asal suara itu. Suara yang terdengar begitu dekat di telingaku.

Dalam kegelapan malam, rambutnya hitam, tergerai, udara dingin segera menusuk tubuhku. Seluruh tubuhku lunglai, luruh dalam ketakutan yang mengerikan, ketika aku melihat gadis berambut hitam itu memegang sesuatu di tangannya, sebuah garpu. Garpu besar yang seukuran tiga jariku, ujung-ujungnya yang runcing berkilatan tertimpa cahaya lampu temaram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang