chapter 1

12 0 0
                                    

Gladis terbangun dari mimpi buruknya,sedangkan sekarang masih saja jam dua dini hari.Ia pun dengan segera melupakan mimpi buruknya itu.Tenggorokan Gladis terasa kering,ia pun langsung menuju dapur untuk meneguk segelas air mineral.Langkahnya dengan cepat mengambil gelas bening diatas meja makan dan membuka lemari es untuk mengambil air mineral.Dan ia pun meneguk air mineral itu dengan cepat.Aneh saja ia bermimpi kalau ia jadian sama Garren,musuh bubuyutannya.Setiap kali Gladis menyalonkan diri menjadi ketua kelas,Garren pun menyalonkan diri juga.Saat Gladis mengikuti pemilihan ketua osis,Garren pun juga.Dan hebatnya lagi Garren sekarang telah menjadi ketua osis dan menjabat sebagai ketua kelas.Hanya karena Garren,Gladis tidak bisa menjabat menjadi ketua osis melainkan menjadi wakil ketua osis dan menjadi wakil ketua kelas.Coba saja Garren musnah dari bumi ini.Pasti Gladis yang menjadi ketua osis dan ketua kelas.Sayangnya saja otak dia sedikit lebih encer daripada Gladis dan Garren mengikuti geng motor yang tidak jelas yang membuatnya menjadi populer.Sehingga sebagian temannya lebih banyak memilih Garren.Apalagi Garren memiliki wajah yang tampan,postur tubuh yang menarik dan karena itu,cewek-cewek di sekolah menjadi mendekatinya.Apalagi cewek-cewek genk Revilers yang sangat genit pada Garren,hal itu yang membuat Gladis semakin jijik pada Garren.Sahabat Gladis pun juga merasakan hal yang sama kepada genk Revilers,sok cari perhatian sama guru dan kerjaannya genit sama cowok-cowok populer di sekolah,bukannya ghibah tapi nyata.

"DUAARR,"Kaget Gyandra,kakak Gladis yang kini kuliah S1 di Univertas terkenal Ibu Kota dan mengambil jurusan Hubungan Internasional.

"Haha,gak kaget sama sekali bang."Ucap Gladis datar dan sambil meneguk tegukan terahir minumannya.

"Tumben lo,malem-malem bangun.Biasanya takut gelap.."Ucapnya sambil duduk di kursi meja makan.

"Terserah gue lah,"Jawab Gladis dengan ketus.

"Dihh,cewek-cewek galak begini.Mana ada yang mau sama lo..Glad,Glad."Tukasnya.

"Bodo ah,jangan bilang gitu.Abang aja sekarang masih jomblo,"Ledek Gladis.

"Dah,ni anak ketinggalan jaman amat sih,gue udah punya pacar baru ya sorry."Jawabnya dengan terang-terangan.

"Eh bikinin kopi dong Glad."Ucap Gyandra.

"Ya,tunggu.Sepuluh ribu tapi,"Jawab Gladis sambil mengangkat tangannya yang terbuka ke arah wajah kakaknya itu.

"Iyaa eh tapi,diskon boleh gak?jadi lima ribu gitu kek"tawarnya

"Hmm,boleh deh panggil gue tuh Gladis bukan 'kek'emang gue kakek lo apa bang.."

"Ya nyantai kek,eh Glad.."

"Nih."Ucapnya sambil menyodorkan uang bewarna kuning dan bergambar imam bonjol itu kepada Gladis.

Dengan spontan Gladis pun mengambil uang dari kakaknya itu dan memasukkannya kedalam saku celananya.Lalu ia membuatkan kopi pesanan kakaknya itu.

"Barusan pulang lo bang?"Tanya Gladis karena ia melihat kakaknya masih dengan kemeja biru yang sering ia pakai untuk kuliah,sambil mengaduk-ngaduk kopi kakaknya yang baru saja ia tuangkan air panas.

"Iya,kan gue ambil kuliah malem,pake jalanan macet lagi."Ujarnya.

"Ooh gitu,kak Ghea udah ngabarin abang belum?"Tanya Gladis sambil menyodorkan secangkir kopi itu kepada kakaknya.

Yang dimaksud kak Ghea itu kakak kedua Gladis,Ghearifa Nazumi.Ghea memang lahir di Jepang.Karena waktu itu Ayah Gladis pernah di tugaskan disana.Ghea dengan Gyandra hanya berbeda dua tahun.Sekarang Ghea kuliah di Australia.Ia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya
Karena kepintaran Ghea sudah di ketahui sejak dulu,sehingga pihak sekolah tidak segan-segan untuk memberikan beasiswa untuk Ghea.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the AxencieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang