Bab 1,

4.5K 148 35
                                    


Tahun ini, SMA pelita membuka ajaran baru, siswa siswi yang baru saja masuk kandang kelas 1 akan memperkenalkan diri, sama seperti biasa, satu persatu siswa akan maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri, dari nama aslinya, nama sekolah asal, nama alamat, nama jalan, bahkan nama mantan.

(Maaf nyasar)

SMA Pelita, yang terkenal favorit dengan siswa siswi yg berprestasi itu konon menjadi tujuan dari semua anak anak pelajar di seluruh penjuru Dunia, Maksutnya Dunia maya, alasannya foto sekolah itu sering di Upload di Facebook, Instagram, twitter, bahkan di POM Bahan Bakar Minyak yg sering di sebut BBM,
Luar biasa, 👏👏👏👏👏.

Tapi jangan salah fokus, yang terkenal bukan sekolahnya, tapi siswa siswinya yang kece,karna itulah SMA pelita terlihat di berbagai media massa.

***

Semua siswa yang masuk sekolah tersebut kebanyakan adalah anak anak orang yang berada, anak pejabat, anak pengusaha, bahkan anak anak dari luar negeri, yang sering disebut Bulepok, alias bule depok,

Dari sekian ratus siswa yang masuk, hanya 4 orang yang sepertinya sedang nyasar tidak pada tempatnya,
Entah kenapa 4 manusia yang tidak ada pantas pantasnya di terima di sekolah SMA itu, mereka adalah 4 nama ndeso yang membuat harumnya nama sekolah menjadi menyengat di seluruh telinga orang yg mendengarnya.

***
(Didepan kelas)
Perkenalkan, murid pertama maju kedepan kelas, namanya Valentino, tapi gak pake Rossi, motornya aja metik.

Ada yang namanya Lorenzo, tapi gak bisa naik motor, jangan kan naik motor, naik becak aja teriak teriak.
Ada pula yang namanya John, tapi gak pake cena, soalnya bukan john cena, kalo john cena mah bisa ninju, kalo dia mah, wah.. jangan di bilang lagi, jangankan ninju, ngompol duluan juga iya.

Itulah nama nama yang keren,
Tapi beberapa murid diatas bukanlah murid yang saya maksut,
4 orang yang saya maksut mendapat giliran terakhir untuk memperkenalkan diri, dan mereka adalah Maemunah, siti, paijah, & astuti.
Nama mereka mereka memang tidak keren, tapi mereka terkenal di seluruh hutan monyet.
Coba tanyain aja ke monyet, pasti dia kenal.

****
(Tuti maju ke depan)

"Perkenalkan, nama saya Astuti, bisa di panggil tuti, saya dilahirkan oleh ibu saya, tapi saya juga anak bapak saya, karna bapak saya juga ikut buat,"

Sontak seisi kelas tertawa,
Ibu gurupun geleng geleng kepala,

"Umur saya 15 tahun, itu karna saya telat dilahirkan, tinggi saya hanya mencapai 150, itu karna saya sering ditendang sama abang saya waktu di kandungan, kami rebutan waktu mau keluar, karna itu saya pendek"

Beberapa orang yang mendengar sampai meneteskan air mata, bukan karna terharu, tapi karna tidak kuat menahan tawa.
Ibu gurupun segera mempersilahkan Tuti untuk duduk, selanjutnya Paijah,

"Perkenalkan nama saya Paijah, Panggil saja ijah, saya lahir di bawah tiang listrik, karna waktu itu lampu mati, ibu saya pun marah marah sambil bawa pentungan ke trafo, eh waktu tiang listriknya di pentung malah ibu saya kesetrum, ya saya langsung mbrojol dadakan, "

Seisi kelaspun tertawa lagi,
Ibu guru menggelengkan kepala untuk kesekian kalinya, mungkin lehernya sedang mengalami kelinuan jangka panjang.
Selanjutnya Siti.

"Perkenalkan nama saya siti,  kepanjangannya siti aisyah anabilla fatma rintia nabilla tiana maisya aisyaroh.
Saya di lahirkan oleh anaknya nenek saya, dan saya adalah cucu ibunya bapak saya.-"

"Cukup cukup. Kepala ibu pusing lebih baik kamu duduk dan perkenalan hari ini cukup sampai disini, "

Ibu guru pun keluar kelas, siti melongo melihat ibu itu garuk garuk kepala.

*****

Di tengah perjalanan pulang,
"Perkenalan tadi gak seru ya,?..."
Kata siti yang sepertinya merasa kecewa.

"Lagian elu juga sih, ngapain coba pake kata kata mbulet begitu,"
Kata tuti, menyalahkan.

"Woy tut, gak gue juga kali, elu juga mbulet kok tadi, pake rebutan waktu lahir segala, emang balapan?...",

"Ya udah udah, masalah gitu doang di ributin, kayak gak ada kegiatan lain aja, gimana kalo kita makan bakso bareng?....",
Kata mae,

"Bakso?..... dimane?..",

"Tuh..!!". Kata mae sambil menunjuk warung kecil di pinggir jalan.
Merekapun bergegas.

Siti,tuti, & ijah segera memesan bakso duluan , sedangkan mae tengah menerima telfon di luar,
Sesaat kemudian, mae menemui abang tukang bakso.

"Bang, pesen bakso tapi gak pake pentol ya,...."
Kata mae.

"Hah??......",
ketiga temennya menatap mae yang cengengesan.

"Otak lo geser may?..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijabers somplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang