"Maaf bu. Saya terlambat masuk di kelas ibu pagi ini. Saya murid pindahan baru. Bolehkah saya masuk ?" Ucapku di depan pintu yang telah terbuka lebar.
"Apakah kamu Rhene Ananda ? Jika benar, silahkan masuk ke dalam dan perkenalkan dirimu secara singkat saja. Karena kita akan segera memulai pelajaran pertama kita" Jelas ibu guru yang sempat kulirik nametag yang tertera di sisi kiri bajunya bernama "Yuni Anggraini".
Aku mengangguk sambil tersenyum dan segera melangkah memasuki kelas yang bisa dikategorikan "asing" bagiku.
Setelah sedikit memberitahukan identitas formalku, aku disuruh duduk di sebelah cowok yang sedang menunduk di atas meja. Aku tidak terlalu memperhatikannya dan segera duduk di sampingnya.
Selama pelajaran berlangsung, aku terus menerus merasa penasaran dan jengkel dengan cowok yang berada di sampingku tersebut. Dia sama sekali tidak menengadahkan kepalanya apalagi mendengarkan guru. Pasalnya, ada benda putih yang berada di telinganya. Headset mungkin namanya ?
Selama hampir dua jam berkutat dengan penjelasan guru dan rasa penasaran tersebut, bel berbunyi menandakan pelajaran tersebut berhenti sejenak dan akan dilanjutkan pada jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Aku ingin pergi ke luar kelas. Namun ada beberapa opsi yang membuatku ragu untuk keluar. Pertama, karena aku tau letak kantin namun belum tau menu yang disediakan di sana. Asal kalian tau, aku iji tipe anak yang suka pilih pilih makanan. Aku takut nanti di kantin tidak ada yang sesuai dengan seleraku dan bagiku itu hanya menghabiskan waktu.
Kedua, tidak ada orang yang ingin mengajakku. Mereka memang menyapaku dan menanyakan beberapa pertanyaan, namun aku juga tidak diajak untuk pergi ke kantin. Dan yang paling penting, aku tidak suka sendirian.
Dan yang paling penting, diluar sedang ada hal indah. Ralat. Mungkin itu indah bagi orang lain. Namun, sepertinya itu tidak untukku. Kau mau tau apa ? Di luar sedang ada pelangi.
Mengapa? Mengapa aku takut pelangi? Bukankah pelangi itu cantik? Bukankah itu selalu ditunggu tunggu oleh orang banyak? Katanya pelangi mengajarkan akan ada hal yang indah setelah badai. Mungkin tidak bagiku.
Karena, ada hal paling buruk datang disaat pelangi terindah itu hadir.
**
"Rein, ayo kita pergi melihat pelangi ! Bukankah bau petrichor ini sangat enak? Ayolah gadisku " ucapnya sambil mengelus pelan rambut perempuan tersebut.
"Tidak ah. Kamu pasti nanti akan pergi meninggalkan aku lagi seperti kemarin. Aku kesal tau. Katanya sayang, tapi kamu begitu" jawabnya sambil memajukan bibirnya beberapa senti ke depan.
"Hei. Coba dengarkan aku. Aku tidak bisa menjanjikan bahwa aku akan selalu disisimu. Bersamamu. Setidaknya aku akan selalu bisa menjagamu. Aku akan selalu takut hal itu terjadi. Sejak kita menjalin hubungan ini, aku akan selalu was was apabila selalu teringat tentang 'kematian' itu. Tak bisa dipungkiri bahwa hal itu ragu untuk melangkah lebih jauh. Jauh untuk mencinta. Aku takut. Aku takut jika hal itu membuatmu akan menjauhiku. Atau mungkin membenciku. Aku sangat takut. Kamu memang belum saatnya mengetahui hal yang membuatku sangat takut akan hal itu.Tapi percayalah, pelangi tidak selalu hadir disetiap hujan reda. Jangan kau buat pelangi itu malah membenci hujan yang jelas jelas memberikannya waktu untuk bahagia. " Ucapnya.
Aku terdiam sesaat. Bingung dengan apa yang telah dia ucapkan tadi. Bingung dengan maksud dari kata-katanya tadi. Dan yang pasti bingung dengan 'hal-yang-membuat-dia-sangat-takut' itu.
Memcoba membuang perasaan canggung dan aneh itu, perempuan itu menarik tangan laki laki yang sedang memandanginya dan segera mengajaknya bermain di tengah tengah derasnya hujan. Ia tertawa seakan tak ada beban. Ya, memang perempuan itu tak ada beban. Mungkin belum menganggap hal berat itu beban.Mereka tertawa lepas bersama sampai pada saat mereka sedang saling menggelitiki, laki laki itu terdiam lantas berucap
"Pelangi tak bahagia itu datang, Rhene".
**
Aku terbangun dari lamunanku ketika ada yang menyentuh pundakku dan tepukannya cukup keras. Aku terkesiap. Lantas menutup buku dihadapanku dan menoleh ke arah belakang.
"Hai ! Aku Gita. Aku duduk di bangku tepat di belakangmu. Boleh aku berkenalan denganmu lebih jauh lagi, Rhene?" Ucapnya setelah aku menoleh k arah belakang. Aku mengangguk senang.
Ternyata, ada juga yang cerewet di kelas ini.
Dia memang cerewet. Caranya yang bicara tanpa jeda membuatku langsung menerkanya sebagai orang yang ceria dan cerewet.
Dia mengajakku duduk di bangku yang berada di sampingnya dan aku menurutinya. Segera aku duduk di sampingnya dan mulai berbicara dengan satu pertanyaan yang umum bila orang lain ingin berkenalan."Namamu siapa ? Sepertinya kamu anak yang cerewet deh " Ucapku sembari mengunggingkan senyumku.
"Namaku Ina. Ina Nur Ghaniya. Dan memang aku sedikit cerewet. Tapi kamu tolong ingat, aku hanya sedikit cerewet. Sedikit." Ucapnya memberi penekanan di kata 'sedikit'.
Aku tertawa kecil di depannya dan dibalas dengan muka manyun dan cibiran kecilnya. Ia membuatku merasa ingin tertawa karena kelakuannya. Dan seketika, kamu berdua asyik bercanda dan tanpa kami sadari, kami mulai akrab satu sama lain.
Ia mencolek bahuku pelan apabila aku tersipu malu atas tingkah lakuku dan mendapat jitakan keras bila aku mentertawakannya. Memang terasa sakit, namun itu hanya sesaat karena detik selanjutnya kami mulai asyik bercanda lagi.
Di tengah tengah lelucon yang kubuat, tiba tiba dia membuatku seakan beku di tempat hanya karena ucapannya yang hanya 5 kata. Tidak lebih.
"Bagaimana jika kita jadi sahabat ?"Pertanyaannya membuatku sejenak merasa waktu berhenti berputar dan hanya ada memori itu dan aku. Memori itu , aku, dan dia. Entah kenapa, aku sama sekali belum bisa melupakan itu semua. Tak secuil pun. Tak sama sekali ada yang terlewatkan. Bahkan detik dimana itu terjadi.
Aku takut. Tidak. Bukannya takut dia akan jahat kepadaku. Bukan itu. Aku tau dia baik dan bukan seperti pikiranku sekarang ini. Namun, aku takut dia akan menjauhiku karena memori itu.
Aku takut.
-----
Hei kaliann..
01:11 malam .Karena nggak bisa tidur dan kepikiran buat update jadi gini deh hasilnya.
Dapet nggak sih feel nya ?
Karena ini tangan sumpah udah pegel abis ..Maaf lama banget nggak update. Habis, rada males dan ngerasa aneh aja sama jalan ceritanya.
Aneh nggak sih ceritanya?
Kali aja ada typo maap ya ..
Karena ketikan tangan nggak selalu tepat pada keypard ..Oh ya.
Selamat berpuasa ya ..
Bentar lagi lebaran kan ?
Maap telat ngucapinnya.Habis ini mudahan kekejar deadline nya ya .. doain aja ..
Bye.
Shieraabila/Pijoy
Yang habis makan ayam Jank-Jank pedas tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rhene, The Heartbreak Girl
Teen Fiction" Rhene itu jutek banget , Pemarah dan suka bikin kesel. Padahal gua udah sabar ngadepin tu cewek buat suka sama gua " " Raihan itu sensian. Kasar lagi. Mana mau gua pacaran sama dia. Jangankan pacaran, dia ada di dekat gua aja gua udah jijik" ...