1.Reinne Lautisya

19 0 0
                                    

Maaf kalau typo ya!

Happy reading!

***

Seorang gadis berparas cantik dan anggun itu sedang termenung melihat batu nisan di depan nya. Tangan nya mengelus ukiran nama yang di ukir di batu tersebut.

"Ma...." lirih Reinne.

"Mama bahagia gak sih disana?" Wanita itu menitikkan air mata nya.

"Hiks...kalau mama bahagia, tapi di sini Reinne gak bahagia." Isak Reinne sambil memainkan gundukan tanah yang di hadapan nya.

"Ma, Reinne kangen..."

"Ma, Reinne kangen masakan mama, kangen pelukan mama, kangen suara mama, kangen omelan mama ke Reinne, kangen....segala nya.." Reinne beralih menatap gundukan tanah di sebelah makam ibu nya.

"Papa...Reinne juga kangen papa...Reinne tersiksa kalau kayagini terus, pa, ma." Reinne tersenyum kecut.

"Apa Reinne menikah aja ya biar gak kesepian?" Ucap Reinne di sertai kekehan nya.

"Mama papa setuju gak? Kalau setuju, Reinne cari secepat nya loh..." sambung nya.

Reinne melihat jam di tangan nya lalu berdiri sambil menepuk-nepuk pantat nya. Ia tersenyum ke kedua makam orang tua nya. "Ma, pa, Reinne mau kuliah dulu ya. Udah mau telat nih, I Love you, Always."

Reinne mencium satu persatu nisan ayah ibu nya lalu berjalan kearah motor nya. Sebelum menyalakan mesin motor nya, Reinne menyeka air mata nya yang terus mengalir.

***

"Cantik! Aihh, kamu nangis hmm?" Tanya Rara--Sahabat Reinne--.

"Hah? Enggak kok." Ucap Reinne berbohong. Ia harus berusaha menutupi kesedihan nya kepada teman-teman dan sahabat nya.

"Bohong dosa loh! Lihat tuh, mata kamu sembab dan merah. Apa dong kalau bukan habis nangis?" Reinne terkekeh melihat sahabat nya yang sedang mengomel.

"Unchhh imut nih tau aja kalau aku abis nangis." Gemas Reinne sambil mencubit kedua pipi Rara dengan tangan nya.

"Sakit ishh cantik.." Reinne terkekeh lalu mengelus pipi Rara yang tadi ia cubit.

"Kamu ke kuburan aunty Rania sama uncle Fray?" Tebak Rara dengan tepat tanpa meleset sedikit pun.

"Kamu kok tahu cih? Gak seru ah." Ambek Reinne.

"Uhh, tau lah sahabat sendiri masa gak tau. Kamu jangan sedih lagi dong, jelek tau gak cantik lagi." Reinne tersenyum tipis.

"Iya, nama nya kangen." Ucap Reinne.

"Ndeh, biarin mereka tenang Reinne. Kalau kamu sedih terus, mereka juga ikut sedih melihat putri nya kayagini." nasehat Rara.

Reinne tersenyum, "aku usahain buat mengikhlas kan nya, Ra."

"Gitu dong, ke kelas yuk! Cape nih!" Ajak Rara.

Reinne tersenyum geli, "iya, iya, kamu ini kayak nenek-nenek aja gampang capek." Rara mengerucut kan bibir nya.

You're All Of Them For Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang