A/N : Sensual Of Love sudah berubah alur kak. Dan sekarang berubah menjadi Complicated Love. Cerita ini juga aku upload di aplikasi Dreame. Mohon dukungannya kak. Selamat membaca.
***
Cinta kepada saudara tentu berbeda dengan cinta kepada kekasih. Saudara ialah bagian dari dirimu yang sebenarnya bukan dirimu. Kita tidak bisa meniru selera saudara kita karena kita berbeda darinya. Tidak enaknya memiliki saudara adalah bahwa kita sering dibandingkan dengannya. Begitulah yang dirasakan Paris Mahendra. Sudah satu jam ini Ibunya mencomel karena ia belum punya kekasih."Haruskah Mama mencarikanmu jodoh di situs online? Lihat Ankara. Sudah beristri dan sebentar lagi jadi Ayah. Kau kapan seperti dia?" Ankara saudara kembarnya lebih baik di mata kedua orang tua Paris. Ankara bekerja di sebuah perusahaan terkenal--yang tidak lain perusahaan perbankan keluarga mereka. Kesuksesan Ankara membuat orang tuanya bangga.
"Aku sibuk bekerja, Ma."
Paris menanggapi malas. Ia mencomot hamburger Belanda buatan chef rumahnya dengan santai. Seperti biasa ia harus siap mendengar ocehan Ibunya di kala pagi hari tiba. Paris bukan pria rajin dan begitulah dirinya, selalu tampil apa adanya.
"Melukis? Apa itu pekerjaan? Kenapa kau tidak bekerja di perusahaan Ayahmu?" Hendrawan Mahendra, ayahnya Paris punya perusahaan besar yang bisa menjadi tempat Paris bekerja seandainya dia mau.
Keluarga Mahendra pada mulanya punya tambang emas di Sumatra Selatan. Perusahaan itu telah membuat mereka berjaya. Mereka pun melebarkan bisnis di bidang perbankan di New York. Dan selama 10 tahun telah sukses besar sampai mereka pindah ke kota ramai ini.
Paris seharusnya sudah bekerja dengan jabatan tinggi di perusahaan Ayahnya. Namun dia tidak melakukannya. Paris sama sekali tidak suka menjadi pegawai kantoran. Paris juga tidak mendukung nepotisme. Karena bekerja di perusahaan Ayahnya adalah bagian dari nepotisme--mendapatkan kemudahan bekerja hanya karena keluarga atau kerabat.
"Berapa kali harus kubilang, Ma. Aku suka seni bukan bisnis. Aku Paris Mahendra bukan Ankara Mahendra. Tolong ingat hal itu." Pagi hari Paris tidak terlalu menyenangkan. Dia mau tidak mau harus mengakhiri sarapannya. Diomeli setiap hari rasanya benar-benar memuakkan.
Paris mengambil peralatan melukisnya. Kanvas berukuran medium, kertas serta bahan melukis lainnya yang ia masukkan ke dalam tasnya. Setiap harinya ia menjelajahi tempat wisata di New York seperti Central Park atau bahkan pinggir jalan.
Dia menyalurkan hobi dengan melukis para turis yang secara pribadi meminta untuk dijadikan objek lukisan. Paris akan mendapat bayaran cukup untuk hasil karyanya. Hanya beberapa keping dolar namun itu sudah menyenangkan hati Paris. Dia tidak sedang mencari untung, dia hanya mencintai seninya.
Paris terlalu senang dengan kehidupan seninya sampai lupa mencari pasangan hidup. Baginya seni adalah hidupnya. Dia mungkin tidak butuh orang lain selain seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sensual of Love (21+)
General FictionKeluarga Mahendra Orlando merupakan Crazy Rich Asian dari Indonesia yang telah menetap di New York lebih dari 10 tahun. Mereka punya anak kembar: Paris Mahendra Orlando dan Ankara Mahendra Orlando. Meskipun dilahirkan sebagai kembar--mereka sangat j...