Amarah

444 31 11
                                    

"Nayeon unnie biarkan aku saja yang mengetuk pintunya."ucap Sana pada Nayeon yang sudah sampai didepan pintu kamar Jihyo.

"Nde, ketuklah."ucap Nayeon, yang hanya dibalas Sana dengan anggukan lalu mengetuk pintu kamar Jihyo.

Knock.. Knock.. Knock..

"......."

Belum ada jawaban apapun dari sang pemilik kamar. Sana pun memutuskan untuk kembali mengetuk pintu kamar Jihyo.

Knock.. Knock.. Knock..

"Mau apalagi kalian datang kemari, hah?!"bentak Jihyo lantang dari dalam kamarnya.

"Jihyonie tolong kau bukakan pintunya, ada sesuatu yang ingin kami beritahu padamu."ucap Nayeon memohon.

"Kau!! Lagi - lagi unnie yang tak berguna, pergi saja sana dari kamarku dasar kepar*t."lantang Jihyo.

"Jihyo-ah kau tak boleh berbicara seperti itu pada kami."kesal Sana

"Kau ingin membelanya.. silahkan saja."jawab Jihyo dari dalam kamarnya.

"Jihyonie unnie mohon bukakan pintunya."ucap Nayeon memohon.

Jihyo lantas membuka pintu kamarnya dengan amarah.

"Jihyonie.. bolehkah kami masuk?"tanya Nayeom disertai senyum tulusnya.

"Tch."jawab Jihyo dengan mendecih, namun membiarkan kedua unnienya itu masuk kedalam kamarnya.

"Jihyonie.. appa dan eomma besok saat terbit fajar akan pergi ke hutan perbatasan, untuk menyambut kepergian mereka kami dan kau disuruh berkumpul di ruang tengah kerajaan ini."ucap Sana yang berusaha mengendalikan eomsinya.

"Lalu setelah mereka berdua pergi, unnie brengs*k ini yang akan memimpin kerajaan?tch.. aku tak sudi dipimpin olehnya."ucap Jihyo santai yang disertai dengan decihan.

Nayeon yang mendengarnya sontak saja langsung membesarkan bola matanya kaget, tak percaya.

"Jihyonie.. apa salahku padamu sebenarnya?"ucap Nayeon sambil menundukan kepalanya sedih.

"Kau bertanya lagi apa salahmu?sudah kubilang kau merebut semua kebahagiaanku. Kau merebut kasih sayang appa dan eomma dariku, kau telah merebut kasih sayang saudara - saudaraku, kau yang merebut semuanya.. KAU TAHU ITU?!"Bentak Jihyo diakhir perkataannya.

"Jihyonie.. mianhae unnie tak bermaksud seperti itu.. Jihyonie..."balas Nayeon yang masih mencoba menyangkal perkataan dongsaengnya itu.

"Jangan bersikap keterlaluan Jihyo-ah."ucap Sana yang marah karena dongsaengnya telah membangkang pada unnienya.

"Apa pedulimu?"jawab Jihyo yang membuat Sana menggepalkan tangannya menahan kesal yang membara.

"Haha.. sekarang kalian tak bisa berkutik atau berkata apapun, bukan? Kalian bahkan sekarang terlihat seperti para budak menjijikan yang memohon ampun pada majikannya."ucap Jihyo dengan tertawa.

Persetan, demi apapun sekarang Sana terlihat seperti ingin menampar pipi dongsaengnya itu, sifat dongsaengnya memang semakin lama sudah semakin menjadi.

"Jihyonie.., kumohon kembalilah seperti dulu lagi, kumohon ubah sikapmu menjadi Jihyo yang dulu, menjadi dongsaeng kami yang manis dan patuh."ucap Sana yang mencoba meredakan amarahnya.

Jihyo yang mendengarnya langsung terdiam sebentar, terlihat sedikit raut kesedihan diwajahnya. "Aku tak peduli apapun itu, sekarang cepat kalian keluar dari kamarku."ucap Jihyo yang menyuruh kedua unnienya itu untuk keluar.

Magical UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang