Eleven- Belati

22 5 0
                                    

Setelah pertemuan pertama aku dan Kak Zaki dihalte kemarin yang harus terputus karena berpisah karena berbeda arah tujuan, ternyata tak membuat percakapan kami berhenti sampai disitu saja. Malam harinya nomer tak dikenal menyambangi ponsel pintarku.

+62852... :
Hai..

Me:
Siapa ya?

+62852... :
Ini Kak zaki Na

Me:
Oh Kak zaki tetangganya Melly kan? ada apa Kak?

+62852... :
Gapapa sih. Cuma mau ngasih tau aja ini nomernya Kakak. Jangan lupa di save ya Na😁

Me:
Siap

+62852... :
Lagi apa Nana yang cantik?

Me:
Ih bisa aja nih si Kakak. Lagi baca buku aja nih Kak

+62852... :
Haduh Kakak jadi ganggu kamu ya? Maaf ya

Me:
Hehe nggak kok Kak santai aja

+62852... :
Na besok ada acara nggak?

Me:
Kayaknya nggak ada Kak. Kenapa emangnya?

+62852... :
Mau gak besok Nana nemenin Kakak?

Me:
Kemana Kak?

+62852... :
Toko buku.

Me:
Wah, kayaknya seru tuh. Nanti kalo Nana bisa. Nana kabarin Kakak ya..

+62852... :
Oke Na, Kakak tunggu ya!

Setelahnya aku hanya membaca pesan yang dikirimkan Kak Zaki lalu kembali fokus pada bacaan buku ku.

Dan disinilah kini tempatku berada. Di sebuah toko buku ternama di salah satu daerah kawasan Depok. Tepatnya berada disalah satu lorong yang raknya berisi buku novel-novel penulis terkenal. Seperti janjiku pada Kak Zaki semalam aku pergi bersamanya. Tapi disaat aku sedang fokus mencari beberapa novel dengan membaca sedikit prolog dari sampul belang buku, sebuah tepukan mendarat di pundak kanan ku.

"Udah ketemu buku yang dicari Kak?" tanyaku pada asal dari tepukan itu yang ternyata milik Kak Zaki.

"Udah nih. Kamu lagi nyari apa?" tanyanya balik.

"Eh ini Kak, lagi nyari-nyari novel yang bagus aja." jawab ku dan di sahuti dengan gerakan bibir berbentuk O dari Kak Zaki.

"Daripada kamu beli novel lebih baik kamu baca buku ini." sebuah buku cukup tebal disodorkannya kepada ku. Disana tertulis FOKUS UN! sebagai judul bukunya.

"Beberapa bulan lagi kamu mau Ujian Nasionalkan? Daripada kamu baca cerita cengeng kayak begitu, lebih baik kamu belajar metode matematika. Kamu bisa nyicil materi pelajaran buat ujian nanti." aku menerima buku itu dengan senyuman. Tapi tak ku urungkan novel yang telah aku pilih tuk dikembalikan.

"Makasih ya Kak. Nana ambil bukunya, tapi novelnya tetep Nana bawa. Menurut Nana isi novel bukan cuma cerita sedih doang, tapi di dalam cerita itu Nana bisa ngambil suatu hikmah yang dapat Nana jadiin pelajaran hidup Kak. Novel juga salah satu obat terampuh yang bisa ngusir rasa bosan buat Nana. Lagi pula ini cuma jadi temen dikala senggang doang kok, nggak bakal ngubah fokus Nana terhadap UN."

"Iya deh iya, cewek mahkan selalu benarkan?" Kak Zaki menyenderkankan tubuhnya pada sisi rak yang berisi buku novel didepanku.

"Btw daripada novel, Kakak bersedia kok kamu jadiin temen. Tapi jangan cuma dikala senggang doang.  Gimana?" tanya Kak Zaki meledek dengan menaik turunkan kedua alisnya menatapku.

Nalika HydrasyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang