Umur

19 0 0
                                    

Sore itu, aku berjalan menelusuri jalan ke arah rumahku. Teringat dibenakku bahwa esok adalah hari dimana aku akan bertambah umur. Senyum miris tersungging di wajahku.

Aku berputar haluan, mulai berjalan menuju taman di dekat sana. Di sana aku melihat seorang anak laki laki sedang bermain bersama anjingnya.

Aku pun mendekati mereka. Anjing itu tiba-tiba menggonggong ke arahku. Anak laki laki itu kebingungan dan mencoba menenangkan anjingnya. Aku hanya terkikik dan tersenyum.
Kemudian aku pergi, meninggalkan sang pemilik yang kebingungan menenangkan anjingnya.

Aku pun melanjutkan perjalanan ke rumahku.

Setelah sampai ke rumah, aku membuka pintu dan masuk ke dalam. Biasanya kalau aku pulang ke rumah, ibuku akan menyambut ku di depan pintu.

Tapi kali ini tidak ada.

Mungkin tidak akan ada lagi untuk selama lamanya.

Aku sedang berjalan menuju ke arah kamarku dilantai atas ketika tiba-tiba aku mendengar suara ibuku menangis di ruang keluarga. Aku berjalan menuju ruang keluarga.


Terlihat ibuku duduk di sofa, menangis sambil menutup mulutnya. Matanya tidak pernah lepas dari TV yang sedang menyala di depannya.

Aku pun melihat ke arah TV itu. Headline siaran berita itu tertulis 'Daftar Korban Bom Bunuh Diri Jakarta'.

Ku baca salah satu nama yang ada di list itu
'Febriyan, Mahasiswa, 21 Tahun'.

Ah, mereka salah menyebut umurnya.

Ku lihat ibuku sekali lagi. Sekarang ia sedang berusaha untuk menelpon seseorang. Mungkin ayahku? Tangannya gemetar saat memegang handphonenya. Air mata terus meluncur deras dari kedua matanya.

Pada saat itu aku ingin sekali menenangkannya.

Memeluknya.

Berkata bahwa semua baik-baik saja.

Tapi aku tidak bisa.

Semua ini tidak baik-baik saja.

Aku keluar dari ruang keluarga, meninggalkan ibuku yang sekarang sedang menangis sejadi-jadinya, berjalan menuju kamarku.

Ketika aku sudah sampai, aku masuk ke dalam dan melihat sekitar. Aku tidak pernah menyangka kalau kamarku bisa sebersih ini.
'pasti ibu yang membersihkan' pikirku. Kemudian aku berjalan ke arah jendela dekat tempat tidurku. Aku mencoba melihat pemandangan dari jendela itu. Entah kenapa, aku merasa akan merindukan pemandangan dari sini.

Setelah jendela, aku berjalan menuju ke meja belajar ku. Barang barang ku tertata rapi disana. Disana ku lihat sebuah figura berisi foto ku dengan teman temanku. Teringat janji ku esok dengan teman temanku itu.

Maaf kawan aku tidak bisa mengabulkannya kali ini, bahkan selamanya.

Aku melihat ke arah jam dinding di kamarku. Jam 05.59. Aku tersenyum. Teringat aku siaran berita di TV tadi. 'Umurku masih 20, besok baru 21 kau tau itu heh' ucapku sambil tersenyum miris. Aku melihat sekitar kamarku. 'aku akan benar benar merindukan tempat ini'.

Ah, kenapa aku jadi melankolis begini?

Dan ketika jam menunjukkan pukul 6, semuanya menghitam.

Aku menghilang, pergi selamanya dari dunia ini.

UmurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang