1

505 40 11
                                    

Hingar bingar club dimalam hari seaakan tak membuat kelima lelaki disudut ruangan itu terganggu. Tempat yang mereka selalu kunjungi disetiap harinya itu kini mulai ramai melihat waktu sudah hampir tengah malam.

June, Jungkook, Bobby, Hanbin, dan Mingyu. Kelima pria yang memiliki paras diatas rata rata itu tengah asik menyesap cairan beralkohol dati gelas mereka masing masing. Sayang Visualisasi yang begitu Indah itu tak didukung dengan prilaku yang justru sangat bertolak belakang dengan wajah sejuta pesona mereka.

Bejad, liar, egois.

Kombinasi yang sangat sempurna untuk membuat seorang penderita hipertensi mati ditempat melihat kelakuan mereka.

"Truth or Dare June? " tanya si pria berkaos hitam, Mingyu.

"Dare, of course. Gua laki masa iya milih truth. " jawab june cepat.

"Nih ya, kadang sebuah kejujuran itu lebih menakutkan, "

"Itu kata pak ustad yang ngajar gua ngaji pas sd. " lanjut jungkook.

"Halah plerr. Bullshit itu. Hanya cowok pengecut yang gak mau ngambil sebuah tantangan. " ujar june sembari menyesap gelas berisikan cairan merah tua miliknya.

"Serah dah anjir. Gak akan menang gua debat ama lu. "

Hening sesaat hingga seorang wanita yang nyaris sempurna lewat dihadapan mereka dengan ketukan high heels 12cm miliknya yang cukup keras terdengar.

Langkah kaki jenjangnya membawa tubuh mungil itu pergi menuju bar yang terletak diujung club. Lantas ia duduk diatas kursi tinggi yang tersedia disana.

Jari jari lentiknya terlihat tengah menyisir rambut panjang bergelombang miliknya ke arah samping. Kedua tangannya yang terlihat saling meremas itu menambahkan kesan bahwa mungkin ia sedang merasa sangat gusar saat ini.

Dan benar saja, wajah manis gadis pirang itu terlihat kelabu malam ini. Entah apa yang terjadi padanya. Sehingga sesekali air mata mengalir dari sudut kelopak indahnya.

Seorang bartender tampak menghampirinya. Menawarkan untuk sebuah minuman berkadar alkohol yang tentu saja tak asing ditemukan ditempat seperti ini.

"Satu gelas champagne cocktail untuk gadis tercantik malam ini. " ujar si bartender sembari memberikan segelas minuman.

"Terimakasih, kau cukup berlebihan. Oh ayolah, bambam, satu gelas champagne cocktail tidak akan membuatku mabuk malam ini. " jawab si gadis sembari terkekeh geli.

"Itu tidak berlebihan Rose. Kau memang sangat cantik. Ngomong ngomong ada apa dengan wajahmu itu eh? Tidak biasanya seorang Roseanne Park terlihat mendung. "

"Cukup berikan aku sebuah minuman berkadar alkohol tinggi. Jangan menanyaiku. Aku sedang tidak ingin membahas hal itu sekarang. Dan hei, sejak kapan kita bisa mengobrol secara formal? " ujar Rose.

"Hahaha. Yaabis masa iya dateng dateng dateng langsung gua ajak ngomong informal gini, "

"Kan gak enak. Mana muka lu asem gitu lagi. Yang ada gua disemprot entar. Btw- "

"Udah anjir jan bacot mulu mana pesenan gua. " potong Rose cepat. Sepertinya ia sedang tidak ingin diajak bercanda malam ini.

"Wow wow wow. Relax Rose. Jackson lagi eh? Heran dah gua masi aja lu tahan sama anak itu. " jawab bambam sambil mengusap perlahan gelas gelas yang ada disana dengan sebuah kain putih

Rose tidak menjawab dan hanya memberi sebuah tatapan tajam untuk bambam. Sepertinya apa yang bambam bicarakan sangat tepat sasaran tentang mengapa rose menjadi sangat kelabu.

"Iya iya anjir. Bentar gua ambilin. Serem amat lu kalo kaya gitu. Kaya tante girang yang langganannya direbut taugak. "

Dan setelah itu. Bambam hanya memberikan gelas demi gelas kepada rose tanpa berbicara apapun. Ia tau sahabatnya sedang hancur sekarang.

Dan ia tidak ingin menambah kelabu malam rose hari ini. Cukup sudah dengan gurauannya yang gagal total tadi. Ia tak ingin rose memakannya hidup hidup jika ia memaksa terus berbicara.

"Rose stop. Ini udah hampir satu botol. Lu mau teler terus nabrak pohon pas pulang nanti hah? " ujar Bambam sambil memegang tangan kanan rose yang hendak menuangkan kembali cairan dalam botol itu kedalam gelas miliknya.

"Lu kesini sama siapa? Gua gak bisa nganter, ada janji sama Lisa malam ini. " lanjutnya.

"Gua sama Jennie, lu duluan aja. "

Jennie? Lol

I was here with that bastard. And now i'm alone cuz that fucking dick leaved me with his bad asshole.

"Oke gua balik duluan. Hati hati, club is never be a good place for a beautiful girl like you. "

Dan rose hanya membalasnya dengan lambaian tangan.

Disisi lain, dipojok ruangan sebelah kanan rose. Kelima pria itu tetap memperhatikannya.

Tiba-tiba Hanbin tampak menunjukan seringaiannya. "Gua punya ide, "

"Dare buat lu malam ini. Coba samperin cewek yang hampir teler disana. Lu cium dia, untung untung kalo sampe make out. Kalo gak berhasil, lu beliin kita berempat tiket pesawat ke hawai. " lanjut hanbin disusul dengam tawa sepertiga dari mereka.

"Gila lu. Kenal aja kagak. " protes june.

"Lu yang bilang kan cowok sejati bakalan ngambil tantangan yang diberikan. " ujar Bobby.

"Mampus anjir. " ujar Jungkook disela tawanya.

"Okay i'm go. " junhoe pergi sambil mengangkat tangannya keatas.

Dan setelah malam itu, semuanya tidak pernah berjalan mudah.

TBC


------
A/n:
buat kalian yang berpikir ini ff nc atau sejenisnya. You're wrong guys. Ini sama sekali bukan ff nc. Haha

Oh iya,  maaf kalo chapter ini pendek banget. Ditungu krisar nya. Bubye!

                                                
                                               
                                                 -guanlight


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cium ↭ JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang