one

17 2 2
                                    

Cahaya matahari perlahan menembus gorden kamarku yang berwarna biru tua-- tunggu, sejak kapan gorden kamarku berwarna gelap seperti ini?

Dengan tergesa aku bangun dan menyibakkan gorden dengan nafas terengah-engah, aku menaruh tanganku didepan dada untuk menenangkan jantungku yang tiba-tiba saja berdetak sangat kencang seperti sedang berlari maraton.

"tenang niall, gorden gelap yang tertutup tidak akan membunuhmu." ucapku dengan menutup mata untuk menenangkan diriku sendiri.

Aku membuka mata secara perlahan dan apa yang aku lihat justru membuat jantungku berdetak lebih kencang lagi.

Pintu yang tertutup, sejak kapan kamarku memiliki pintu? Keringat mulai mengucur dikeningku, aku berlari menuju pintu namun kakiku tersangkut sebuah benda hingga aku jatuh terjungkal dan keningku menabrak ujung sofa.

Aku meringis kesakitan dan mengalihkan mataku untuk melihat benda apa yang membuatku terjatuh.

Tidak, itu bukan benda, itu kaki, kaki manusia yang dipenuhi bulu.

Aku tersentak beberapa saat sampai akhirnya mengingat sesuatu, perlahan aku menengok siapa pemilik kaki itu dan aku bernafas lega, aku ingat sekarang, semalam aku berkumpul bersama teman-temanku dan aku memutuskan untuk menginap karena terlalu malas untuk pulang.

Dan sekarang aku berada di apartemen temanku, zayn, si pemilik kaki berbulu.

Aku mengedarkan pandanganku dan menemukan louis sedang tertidur di sofa kecil di samping kiri tempat tidur dan harry yang tertidur diatas tikar tipis dengan mulut yang menganga.

Aku memerhatikan harry beberapa saat sampai kemudian matanya terbuka, matanya menatapku tajam, ada apa dengan harry? Aku baru saja akan bertanya sampai aku menyadari, sejak kapan mata harry berwarna merah terang? Aku terlonjak ketika matanya mengeluarkan darah.

Tidak lama kemudian louis yang membelakangiku perlahan memutar kepalanya 180 derajat, keringat mulai mengucur deras dikeningku aku ingin berlari tapi kakiku sulit sekali digerakkan. Louis kemudian tersenyum, tidak, bukan tersenyum, dia menyeringai sangat lebar, aku memaksakan kakiku untuk bergerak dan akhirnya bisa, aku melangkahkan kakiku dengan tergesa namun tertahan saat seseorang menahan pergelangan tanganku.

Dengan ragu aku menengokkan kepalaku dan melihat zayn sedang menatap tajam kearahku, dia membuka mulutnya secara perlahan menunjukkan giginya taringnya yang tajam.

"TIDAAK!" aku berteriak keras dengan kelopak mata yang refleks menutup.

"LEPASKAN TANGANKU!" aku menyentakkan tanganku namun sangat sulit sekali, aku hampir saja menangis dengan tangan kananku yang menutupi kedua mataku.

"hei Niall, ada apa denganmu?" suara seseorang membuatku menurunkan tanganku dari kedua mataku dan membuka mataku secara perlahan, terlihat zayn yang menatapku dengan raut wajah keheranan, aku menatap tangan kiriku, tidak, tidak ada yang mencekal tangan kiriku.

Aku membalikkan badanku untuk memastikan keadaan louis dan harry yang ternyata sudah ada dibelakangku dengan keadaan normal. Aku berhalusinasi.

"ada apa denganmu?" tanya harry

"se-sepertinya aku harus pulang."

Zayn mengangguk mengerti dengan keadaanku

"baiklah, hati-hati dijalan, jika kau menggunakan taksi jangan lupa beritahu supir untuk membuka semua kaca." ucap zayn

Aku mengangguk lalu berjalan keluar dari apartemen zayn dan turun kebawah melalui tangga darurat.

Melelahkan memang karena apartemen zayn berada dilantai delapan, tetapi aku sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk menaiki lift, bayangan ketika pintu lift tertutup, udara menipis, lampu yang tiba-tiba mati, lalu entah lengan siapa yang menyentuh pundakmu padahal kau sendirian di lift, dan lift yang terjatuh kebawah dengan cepat selalu menghantuiku ketika aku melihat pintu lift.

Zayn pernah berusaha mengobati ketakutanku dengan mengajakku menaiki lift, tetapi ketika pintu baru saja tertutup otakku langsung memberikan gambaran-gambaran halusinasi yang menyeramkan membuatku dengan refleks menekan tombol untuk membuka pintu lift dan berlari keluar secepatnya tanpa mempedulikan tatapan heran orang-orang padaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fear : HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang