Sesuatu Tentang Hyungseob

2.8K 408 94
                                    

Hyungseob suka Woojin.

Mungkin hampir seluruh warga sekolah tau tentang fakta itu. Alias itu bukan rahasia lagi.

"Hyungseob suka kakak!"

3 kata itu mungkin sudah seribu kali terucap dari mulut Hyungseob. Tapi tidak ada satu pun balasan yang diharapkan pemuda berumur 17 tahun itu. Tidak ada satu pun.

Terutama hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Hyungseob ingin mendengar ucapan dari mulutnya.

Setidaknya buatlah ia tersenyun. Walaupun hanya kebohongan belaka.

"Selanat ulang tahun, Hyungseob-ie." Yang diucapi hanya tersenyum. Ketika kata-kata itu diucapkan oleh puluhan temannya, tidak pernah satu kali pun keluar dari Park Woojin.

"Aku akan memberikan kado ulang tahun padamu, Seob-ie. Apa yang kau inginkan?" Walaupun tahu apa yang akan diucapkan Hyungseob, Jihoon akan selalu berusaha untuk menghilangkan sosok Park Woojin dari hati sahabatnya. Selalu.

"Ucapan ulang tahun-"

Jihoon tersenyum manis.

"-dari Woojin."

Senyuman manis tadi berubah menjadi senyuman kecut yang hadir di bibir Jihoon. Ia harusnya tau, Hyungseob tidak akan pernah mengganti pujaan hatinya. Tidak akan pernah.
.

.

.

.
"Selamat ulang tahun."

"Ng! Terima kasih, kak! Hyungseob suka kakak!"

"Aku juga."

Hyungseob tau itu kebohongan.
.

.

.

.
"Berhentilah menyukainya, Hyungseob Ahn."

"Untuk apa berhenti ketika kau ingin meneruskannya, Park Jihoon?"

"Kau menyakiti dirimu sendiri. Bukalah hatimu untuk orang lain."

"Tidak akan. Apa kau pernah membuka hatimu untuk selain Guanlin sebelumnya? Tidak. Kau tahu perasaanku saat ini, Jihoon. Kau akan menyakiti dirimu dan hatimu sendiri hanya untuk dirinya. Kau akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Kau tahu perasaan ini, berhentilah beromong kosong."

"Kau sudah tahu dia membencimu. Apa alasanmu masih menginginkannya?"

"Karena sebelumnya aku membencinya juga. Aku percaya akan terjadi sesuatu pada hatinya. Persis sepertiku."
.

.

.

.
Sebutlah Ahn Hyungseob adalah manusia paling bodoh di dunia ini, karena dirinya sendiri juga berfikir seperti itu. Dia sendiri tahu bahwa ia bodoh dan tolol. Hyungseob bahkan rela memberikan pengalaman pertama dan terakhirnya pada si Park-brengsek-Woojin. Iya, pengalaman pertama. Saat itu Woojin mabuk. Ketika orang mabuk dan orang paling bodoh yang mencintai orang mabuk bertemu, kalian tahu apa yang akan terjadi di sana.

Ketika Jihoon mendengar cerita itu dari Hyungseobnya sendiri, Jihoon bersumpah bahwa dia berani membunuh Woojin saat itu juga. Ia bahkan tidak sadar bahwa dirinya ditampar oleh sahabatnya sendiri hanya karena ingin membelanya.

Ia juga tidak sadar dirinya sudah terdiam di depan pintu kamar di rumah sakit, menatap sahabatnya terbaring tak berkuasa atas tubuh ya sendiri di dalam sana.

Saat sadar pun, sahabatnya tetap memerintahnya untuk menyampaikan rasa suka Hyungseob kepada pujaan hatinya.

"Oh iya. Dan ini, berikan surat ini kepada Woojin. Katakan jangan baca saat aku masih belum merelakannya."

Sorry // Jinseob [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang