delapa+n

668 88 15
                                    

"mingyuu~" seokmin berlari sambil bersenandung kecil ke kamarnya dengan tangan yang penuh kantong plastik bertuliskan sebuah ama super market terkenal.

sampai di kamar, ia melempar barang bawaannya asal, kemudian mencari-cari keberadaan kekasihnya didalam kamar namun nihil. ia tak menemukannya.

"lah? mingyu dimana? ah mungkin lagi sama kak wonwoo" lelaki lee itu segera berlari menuruni tangga kamarnya dan mencari wonwoo didapur. ia menemukannya! hanya wonwoo, mingyu tidak. "kak, lo liat mingyu?" tanya seokmin. "lah lah? bukannya sama elu?" wonwoo masih sibuk memotong bawang merah.

"ta--tadi dia ga ikut," wonwoo berhenti kemudian berbalik. "coba cari di kebun sana" seokmin mengangguk dan melesat pergi ke kebun belakang rumah.

"gyuuu! mingyuu kamu disini?" seru seokmin keras. "jan main-main, aku gasuka! keluar plis" ia memutari area kebun sambil mengedarkan pandangannya kesana kemari.

cukup lama seokmin mencari dan berakhir ia terjatuh. kakinya lemas, "hiks mingyu.." ia menekuk lutut dan menenggelamkan wajahnya disana. "mingyu... hiks kamu dimana gyu.."

hening.

"seok?" sebuah suara mengejutkan seokmin. "lee seokmin?" seokmin tidak salah dengar, ia yakin itu suara mingyu.

lelaki berhidung mancung itu menyeka kasar air matanya dan mengedarkan pandangannya lalu tersenyum lebar. "mingyu!?"

"ka--kamu dimana?" sambungnya.

"jangan menangis seokmin, mingyu tak suka."

"mingyu dimanaaa? hiks keluar! ini perintah! ka-kalau tidak, aku akan mengusirmu dari sini!" air mata kembali menggenang di pelupuk mata seokmin. "kau tak perlu mengusirku karna aku akan pergi dengan sendirinya" seokmin kembali menangis.

"hei jangan menangis.." kini suara mingyu terdengar semakin menjauh. "keluar bodoh!" lelaki berhidung mancung itu semakin menangis. "kim mingyu!!"

°
°

terlihat seorang lelaki paruh baya yang tengah duduk disebuah singgasana. nampaknya dia sedang menahan amarah. "maafkan ayah gyu, tapi kau telah melanggar aturan." ia menegakkan posisi duduknya kemudian menyenderkan punggungnya.

"ta--tapi, kutukan saya hilang karena dia ayah, dia cintaku" ujar mingyu sedikit menunduk.

emosi ayahnya keluar. "ini tetap salah nak! penyihir bodoh itu mengutukmu karena dia ingin kau menemukan gadis yang kau cinta! bukan lelaki!"

lelaki tan ini memberanikan diri menatap mata ayahnya. "memangnya kenapa ayah? cinta tak memandang apapun" mata mingyu sedikit memerah.

"hah! jangan gila mingyu!! kau melawan ayah!?" mingyu diam.

"maafkan saya ayah," kemudian menunduk.

°
°

brak!

"yakk! lee seokmin!" protes wonwoo. ia terkejut mendengar bantingan pintu belakang.

ia melihat seokmin yang berjalan pelan dengan mata yang bengkak. "hei hei, seok lu kenapa? mingyu mana?" ia menghampiri seokmin. seokmin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menunduk.

lelaki berkulit putih pucat itu menuntun adiknya ke kamar. ia tau seokmin pasti sedang tidak ingin cerita. "lo istirahat aja dulu, gw tinggal ya," wonwoo memberi tepukan kecil di bahu seokmin kemudian ia pergi keluar.

seokmin masih duduk di tepi ranjangnya dan menunduk menahan air mata yang akan keluar.

saat akan tiduran di ranjang, ia melirik meja nakasnya dan menemukan notebook nya yang terbuka. karena penasaran, ia meraih lalu membacanya.

sekarang seokmin ingin menangis sekencang-kencangnya, namun ia tetap menahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sekarang seokmin ingin menangis sekencang-kencangnya, namun ia tetap menahannya. "mingyu..." gumamnya menahan isakan yang akan keluar.

chap ini dan chap selanjutnya lebih pendek ya, wkwk

-arya-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

manekin [mg.sm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang