BAB I

19 2 0
                                    

WHO ARE YOU?

🍀🍀🍀🍀🍀

Pagi itu aku melihat beberapa orang sedang menggerumbungi sebuah kecelakaan di jalan. Karena penasaran akupun menghampiri mereka.

Rupanya kecelakaan itu sangat parah. Dia –sang pengendara- motor itu meninggal ditempat, itu yang dibisikan orang-orang disana.

Walaupun disekujur wajahnya berlumuran darah, tapi aku masih bisa melihat wajahnya. Wajahnya yang tampan, dan sepertinya seumuran denganku tapi dia mati dengan cara mengenaskan. Kasian sekali

Trettt Trettttt Tretttt. Ponselku bergetar, aku langsung membukanya.

“Aish..... Sial”.

Aku segera berlari kencang setelah menerima pesan dari teman sekelasku.

Taehyung Massage

"Jooyeon-ah, kau mau mati apa!! Lihat jam tanganmu sekarang. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup, awas kau kalau terlambat. Kalau persentasi kita gagal akan kubunuh kau!!. Ppalliyo!!!".

Detik-ditik melelahkan ini terjadi lagi. Wae? Wae!. Aku bahkan tidak bisa melawannya. Aku seakan selalu harus menerima sakit darinya.

“Seosangnim!”. Aku tiba di sekolah dengan selamat, untunglah aku tidak terlambat.

Kini aku sedang berada di ruang guru. Aku sengaja menyinggahkan diriku dulu kesana.

“Seosangnim, aku Go Jooyeon dari kelas 2-4. Aku yang mengirim pesan itu malam tadi kapada bapak”.

Seosangnim yang sedang berhadapan denganku itu langsung merubah raut wajahnya ketika mendengar hal yang ku katakan barusan.

“Seosangnim, kurasa Taehyung.... Taehyung dia, dia yang me-....”.

“Kim Taehyung....”. Seosangnim segera memotong ucapanku. “Kau... jangan mengurusi dia.”

“Nde?”.

“Kumohon, berpura-puralah tidak mengetahuinya. Semua pesan yang kau kirimkan itu memang benar....”.

“Jooyeon-Ssi, bapak tidak ingin kamu terlibat dalam urusan ini. Dia bisa saja melakukan hal yang sama kepadamu. Jadi.. Kumohon berhentilah”.

“Seosangnim... Mana bisa membiar...”.

“Pergilah, kelas akan segera dimulai”.

“Seosangnim....”.

“Kumohon Go Jooyeon, ini demi kebaikanmu dan demi kebaikan sekolah kita!!”.

Aku berjalan gontai menuju kelas. Aku kecewa dengan semuanya. Kurasa yang dikatakan oleh orang-orang memang benar. Orang dewasa mana mau mendengarkan ocehan sampah dari anak ingusan seperti aku. Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah diam. Andai aku bisa merubah Taehyung dan membuatnya mengakui semuanya di depan Yuju. Tapi kurasa itu tidak akan berhasil.

“Neo Bichoseo!!”. Setibanya di kelas kepalaku langsung dijitak seseorang, aish dia pikir di dalam kepalaku itu tidak ada otaknya apa!.

“Ya Jimin-ah jangan terlalu sering menjitaknya. Otaknya nanti akan benar-benar keluar karnamu”. Suga teman di sampingnya itu mengoceh lagi, membuatku muak.

“Habisnya dia lambat sekali”. Sahut Jimin melototiku.

“Mana flashdisknya”. Seseorang yang bernama Taehyung menghampiriku.

“Hohoy, Taehyung sudah memendam rasa kesalnya dari tadi. Untung kau tidak terlambat, kalau tidak habislah riwatmu.. Krekkk”. Kata Hoseok ikutan mengoceh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Later DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang