prolog

34 3 0
                                    

Suara bel sangat bersahabat dengan orang yang sedang kelaparan, bel istirahat berbunyi dua kali, setelah bel yang pertama berbunyi lalu yang kedua berbunyi suara yang dinantikan oleh murid di kelas.

Sayangnya kesenangan untuk beristirahat tertunda karena ada informasi dari kepala sekolah melalui speaker. Terkesan tidak penting bagiku tapi tidak untuk siswa diluar sana yang sedang di hukum oleh pak kepqla sekolah dan sekaligus wali kelas ku yaitu Pak Hartono.
 
"Van, mau ke kantin gak?"tawaran Azril, cowok yang menjadi sahabatku dari SMP yang tak pernah berubah wujud tetap berkacamata "ngak ah aku gak mau, aku nitip aja ya zril!" Perintah ku, aku memang malas untuk pergi ke kantin karena aku harus bertemu pengrusakan makan siang ku, yang seenaknya sama adik kelas.

Aku lebih memilih diam dikelas dan membaca buku fiksi remaja, ceritanya selalu indah tanpa disadari terbawa dalam perasaan cerita itu "woyy ngelamun aja, nihh aku beliin gratis roti tanpa isi ya makan dehh!" Mengagetkan.  Suri memang begitu ketika ia menjahili orang lain dan dia tidak mau dijahili sama temennya? Curang.

"Kringgg..kringgg...kringgg"
Bel berbunyi waktunya pulang, pas sekali untuk siswa yang sudah jenuh dengan pelajaran hari ini "kamu pulang sama siapa?"
"Palingan sama si Suri kali ya?" Suri juga temanku baru baru ini, dia tomboy gak ada laki laki yang bisa naklukin hatinya, hatinya keras seperti batu bahkan artis yang terkenal pun tak bisa meluluhkan hatunya.

       "Ayo sama gue aja Van" timpal Suri yang mendadak. Sudah biasa. Naek angkot bareng anak super nyebelin, tapi gakpapa yang penting ada temen yang nemenin.

***

Sepulang sekolah aku langsung pulang kerumahnya dan langsung menjatuhkan tubuh ku di atas kasur. Sangat lelah sekali. 5 jam belajar matematika dengan guru yang super ganas Pak Hartono alias kepala sekolah dan juga wali kelas ku.
 
Yup! Aku Vany Laura Cantika umur 15 tahun kelas X-4 Ips di SMA garuda dengan status "murid baru" dua bulan yang lalu sih memang aku ini murid baru pindahan dari Bandung ke Jakarta.

Esoknya aku kembali ke sekolah ku, runah ke dua bagiku, setibanya dikelas awal masuk pelajaran harus terhenti dahulu seperti biasa. Ada pengumuman kembali. Kali ini bukan di peker tapi diumumkan di lapang, tempat upacara berlangsung, aku juga sama dulu aku juga dikenalkan di atas yang dibawahnya seluruh murid SMA garuda malu sih tapi apa daya? Tangan tak sampai.

Orang itu cowok, ganteng sih tapi aku heran sosoknya kelihatan baik, kutu buku, tapi kenapa dia pindah ke sekolah ini?? SMA dulunya adalah SMA yang tak jauh dari sekolah ku yang sekarang "eh Van, kenapa ngelamun aja ohhh suka yah sama dia siapa tuh, oh Bintang ya?"ledekan Azril menghantam telingaku yang tadinya tidak apa-apa "apaan sih zril, Lo mah ngawur aja ah mana mungkin?"
 
         Oh murid baru itu namanya
         Bintang Putra Aditya. Kelas dua belas lima Ips tepatnya kakak kelas ku. "Aku kekelas duluan ya" tak tahan mendingan aku pulang aja ke kelas "ehh bareng dong, ah gak setia kawan lu!" Suri menambahkan.

***
Sepulang sekolah, berjuta pertanyaan menghantam ku dari Mama yang heran kepadaku akan darah yang keluar dari kedua hidungku "vany, kenapa idung kamu berdarah nak?" Aku juga heran kenapa bisa begini "Em aku gak tau ma, mungkin karena kecapean"
"Ya udah besok kamu jangan kesekolah kita pergi kedokter" sepertinya ada masalah dengan hidungku seperti ada yang dirahasiakan oleh Mama "tapi ma-" belum aja selesai ngomongnya malah Mama potong "udah ahh bandel deh, nanti Mama kasih surat ke sekolah kamu deh ya!" Tanpa bicara lagi aku pasrah "ya udah"

Sehari setelah itu aku pergi ke dokter bersama Mama papa sekalian aja sekeluarga _-
"Jadi bagaimana dokter apa penyakit yang anak  saya derita?"Mama mulai khawatir, sedangkan aku tak perduli aku lebih menghindari dari ocehan dokter yang gak jelas itu.
"Begini anak ibu, mengalami penyakit yang agak ganas"
"Apa dokter ganas?"
"Jadi anak ibu mengalami penyakit kangker, tetapi kangker ini jinak bu, tak apa masih stadium awal"
"Astagfirullah, jadi a anak saya harus bagaimana dokter?"
"Sejauh ini anak ibu hanya meminum obat yang saya berikan ya Bu ini"

Kaget rasanya mendengar perkataan dokter yang sudah siap akan melayani aku dengan baik. Apa ini berbahaya?

Esoknya aku kembali bersekolah, dengan mengurangi segala kegiatan di luar sekolah. Takut. Khawatir akan kesehatan kambuh lagi
"Van, kekantin Yo!"kembali tawaran Azril yang tiba-tiba "ayo!" Kali ini aku iya kan aja mungkin di kantin aku ketemu sama Ka Bintang hihihi kenapa jadi dia ya?

"Bu aku pesen roti dan air minum tawarnya ya" biasanya aku pesan soda tapi kali ini lebih baik air minum biasa saja "tumben, biasanya cocalola?" Mungkin Bu kantin tau kalau aku suka pesan itu "gak bu aku lagi batuk!" Aku berusaha mencari alasan lain agar bisa terhindar dari pertanyaan yang membuat ku bingung harus menjawab apa.

"Eh ayo kita ke kelas!" Ajak Suri "ayo!"jawab kami serentak, saat menuju ke kelas aku melihat segerombolan kelas dua belas yang sepertinya ada yang bertengka, dan yang buat masalah itu adalah murid baru Yap ka Bintang buat masalah, tapi anehnya yang lain tidak membantu nya untuk meredakan perkelahian tersebut, mereka sukses membuat kami terfokus pada pertengkaran meraka. Aku maju untuk mereraikan pertengkaran merka.

Tiba-tiba bruk! Gelap. Aku tak tau kenapa biasa aku berada di ruangan UKS seperti biasa hidungku mengeluarkan darah. Mimisan "aduh aku ada dimana?"
"Kamu ada di UKS" tampaknya suara itu tak asing di telingaku. Ka Bintang "kenapa bisa?" Tanyaku heran "maafin aku ya aku gak sengaja mukul kamu"
"Hah?" Seakan tak percaya "sekali lagi maafin aku ya aku siap di marahin Mama kamu kok!" Sekali lagi aku juga takut, takut untuk tak bisa sekolah lagi di sini karena takut kejadian terulang kembali "gak kok gak papa" terpaksa aku bicara seperti itu "eh idung kamu kenapa?" Kaget. "Eh sini aku obatin!" Tisu pun berhasil mendarat di hidungku atas bantuan ka Bintang.

   
       

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang