Prolog

110 6 0
                                    

Kecepatan diatas rata rata, mobil sedan hitam yang di kendarai perempuan dengan setelan baju putih abu abu khas sekolahnya membawanya menuju tempat hangout teman seperjuangannya. Kedai Billiard, itulah nama tempat yang ada di kepalanya.

Kepalanya bergerak keatas kebawah mengikuti alunan lagu genre rapp yang dinyanyikan artis papan atas, Jungle Bae. Kakinya menginjak pedal gas, hingga jarak mobil honda jazz merah nyaris membawanya ke nyawa terakhirnya.

Sheryl membuka matanya pelan pelan ketika tersadar bahwa nafasnya masih ada walau tersengal sengal. Yang ia lihat sekarang, cowok berperawakan tinggi, dengan kaos hitam di lapisi jaket kulit berdiri di depan pintu mobilnya.

"Untung yang nolongin cogan" gumamnya tanpa berkedip

Alvaro yang saat itu di landa kemarahan, tak tertahankan. Ia mengetuk pintu mobil lawannya yang beberapa menit yang lalu nyaris mengakhiri hidupnya sendiri. Ketukan ke tiga belum juga di buka pintunya oleh pemilik mobil tersebut.
"BUKA"

Sheryl mengedipkan matanya berkali kali, pikirannya entah kemana yang pertama mikir cowok di depannya baik, ketika suara khas orang marah di dengarnya pikiran baik cowok tersebut hilang begitu saja di dalam otaknya.

Ceklek

"Gara gara lo, Setengah kaca depan mobil gue ancur"

Sheryl menghembuskan nafas berat, memang ini kesalahannya. Tak bisakah cowok ini bersabar sedikit dan memberinya pertolongan buat kepalanya yang keluar darah "Yaudah maap"

"Ganti rugi"

Sheryl membuka pintu mobilnya, memasukkan kepalanya kedalam, tangannya entah bergerak kesana kemari seperti mencari sesuatu.
'Dompet gue kemana?'

Sheryl kembali ke posisi semula berhadapan dengan lawan di depannya "Maap, dompet gue ketinggalan dirumah'

Kemarahan Alvaro semakin meningkat, ia sebenarnya kasian melihat cewek di depannya, lukanya terus mengalir bagai hujan rintik.

"Tapi gue bakal ganti rugi kok, tenang aja" ucap Sheryl mengerti maksud yang Alvaro pikirkan

"Oke"

Alvaro mengeluarkan note book berisi no rekeningnya disertai nomor telefonnya "Lo transfer, telfon gue kalo ganti rugi lo lunas" setelah itu, Alvaro kembali ke mobilnya meninggalkan kawasan tersebut dengan seulas senyum tipis penuh makna.

I Don't Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang