2

61 2 0
                                    

"Sial" umpat seorang cewek yang terbangun mengingat dirinya hari ini pergi ke sekolah. Ya, Sheryl dengan baju tidur bergambar Unicorn dan rambut tak karuan.
Sayangnya, siklus matanya tak juga bisa di kondisikan. Padahal, semalam Sheryl tidur cukup larut.  Dengan malas, Sheryl bangun dari tempat tidur dan mencuci muka serta menggosok gigi. Pakaiannya pagi ini cukup simple, celana jeans selutut dan sweater berwarna peach dengan motif unicorn di setiap sudutnya. Sheryl mengambil kunci mobil dan menuruni anak tangga. Langkahnya terhenti ketika suara bi Ita masuk pendengarannya "Non mau kemana non? Gamau bibi buatin sarapan dulu?"
Sheryl berbalik menghadap pembatu rumahnya "Enggak bi. Eryl mau makan di luar aja, sekalian cari udara seger" ucapnya berpamitan pada bi Ita.
Jalanan kota jakarta cukup sepi. Tak butuh waktu lama, mobil Sheryl terparkir sempurna di salah satu tempat dengan kumpulan kedai beraneka macam 'Tukang bubur mang Hejo' itu lah tempat yang Sheryl butuhkan sekarang.
"Mang, buburnya satu gapake kacang ya"
"Iya mba. Tunggu sebentar ya" jawab tukang bubur.
Sheryl terkekeh atas panggilan tukang bubur padanya 'Dikira gue mba mba ngapa'
Sambil menunggu pesanan, Sheryl mengeluarkan ponselnya dan membuka chat room sekolahnya yang memang setiap anak wajib masuk grup tersebut yang di buat oleh kepala sekolahnya itu.

Lentern Xandria
Sania A : Emang sekolah kita kedatangan murid baru ya?
Sheryl menaikkan sebelah alisnya, setaunya sekolahnya itu tidak akan menerima murid yang sudah kelas 12. Lentern Xandria School cukup disiplin, kesalahan sedikit hukumannya bisa D.O atau paling tidak terancam tidak naik kelas. Anehnya, selama puluhan hukuman yang Sheryl terima selalu saja skors dan pastinya 'bersihin toilet cewek yang di belakang sama deket lapangan indoor' itulah kata kata yang tidak beda jauh Sheryl dengar tiap minggunya.

"Nih mbak" Sheryl mendongakkan kepalanya, mungkin tukang bubur yang mengantar pesanannya. Tapi nyatanya bukan! Demi Nicki Minaj duet bareng Ridho Iroma, bukan tukang bubur yang mengantar pesanannya. Melainakan seorang cowok bertubuh tegap yang wajahnya tidak asing di ingatan Sheryl.
Cowok tersebut terdiam sesaat. Ketika sepenuhnya melihat wajah Sheryl, tiga detik berikutnya keduanya tersadar akan siapa yang berdiri di depannya "ELO?!" Tanya nya bersamaan.

Sheryl langsung membungkam mulutnya dengan telapak tangannya "Elo yang nabrak mobil gue kan?!" Tanya Sheryl langsung tanpa basa basi.
Varo duduk di depan Sheryl dengan tangannya membawa mangkuk pesanannya sendiri "Lebih tepatnya elo yang nabrak mobil gue"
Sheryl menatap Varo sinis "Thanks buat ralatan ucapannya"
Sheryl menyuapkan sesedok bubur kedalam mulutnya, tidak perduli dengan tatapan Varo yang terus saja memperhatikannya.

Varo menaikkan ujung bibirnya 'Cantik juga'
Sheryl yang tersadar dengan tatapan Varo mengangkat wajahnya "Apa lo liat liat?"

"Ganti rugi mobil gue" ujar Varo
Sheryl menyemburkan minumnya , tersedak akan ucapan Varo 'Lo bego ya Ryl, kok gue sama sekali ga inget ya?' Tanyanya dalam hati.
Sheryl yang tidak sengaja semburan dari mulutnya mengenai wajah tampan Varo, langsung mengambil tissue yang memang sudah di sediakan di setiap meja dan mengelap wajah Varo pelan pelan "Eh sorry ya, gue bener bener ga sengaja"
Jantung kedua nya memompa dengan cepat, wajah mereka sangat dekat. Varo bisa merasakan hembusan nafas Sheryl yang teratur dan wangi Vanilla dari parfume yang Sheryl kenakan. Varo berdeham, barulah Sheryl kembali ke posisi semula walau menurutnya tadi sangat awkward.

Sheryl mengetuk keningnya dengan telapak tangannya "Ya ampun. Gue lupa. Ganti rugi mobil lo, gue sama sekali ga inget sumpah. Tapi gue ga bawa duit lebih, gue cuma bawa buat makan pagi ini doang" ucap Sheryl dengan nada bersalah.
Varo yang bisa merasakan nada bersalah dari ucapan Sheryl mencoba rileks "Terus gimana?"
Sheryl tampak berfikir "Nah, gimana kalo lo ikut gue kerumah buat ambil duit. Baru abis itu utang gue sama lo lunas?"
Varo terkekeh "Bukannya gue udah kasih nomor rekening gue ke lo?"
Lagi lagi Sheryl mencoba mengingat ketika Varo memberikan note book berisi nomor rekening sekaligus nomor telefon, kemudian kertas yang diberikan Varo dia masukkan ke saku seragam sekolah, baru besoknya "ASTAGA PASTI KERTASNYA KE CUCI"
Varo menyudahi makanannya "Yaudah gue kerumah lo"
"Ayo" lanjutnya.
"Bentar, sayang nih kalo ga di abisin. Gue laper tau" sewot Sheryl.
Tanpa Sheryl sadari, Varo tersenyum 'Lo menarik'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Don't Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang