Extra Part

7.7K 329 31
                                    

Teach Me?

~Extra Part~

.

.

Dentingan piano terdengar mengalun di rumah itu. Tidak ada nada yang meleset. Temponya pun sudah tepat. jika diperhatikan dengan seksama di sudut ruangan itu terdapat seorang pemuda menatap horror sosok yang sedang memainkan piano.

Fur Elise

Itulah lagu yang dimainkan oleh Kaoru. Dengan lihai jemarinya menari di atas tuts piano. Senyuman menghiasi wajah pemuda itu, seakan ia benar-benar tenggelam dalam permainannya sendiri.

Jreeeengggg

Closing yang bagus menurut Kaoru. Pemuda itu pun menolehkan pandangannya pada orang yang sejak tadi menontonnya di sudut ruangan musik milik keluarganya. Ia tersenyum lebar meski orang itu diam tak berkutik.

"Bagaimana?" Kaoru menatap ke arah Midori dengan wajah sumringah.

Midori pun memberi tepuk tangan dengan ekspresi datar. Bagaimana tidak? Menurut Midori lagu yang dimainkan Kaoru tadi adalah lagu yang agak membuatnya merinding karena banyak dipakai di film-film horror. Lebih parahnya lagi Kaoru membawakan lagu tersebut dengan tersenyum seperti seorang tokoh psychopath.

"Nee... Bagaimana, Midori?" Kaoru kini sudah berada di hadapan Midori.

"Bagaimana ya..." Midori sedang memikirkan bagaimana ia harus memberi pendapat tentang permainan Kaoru.

Kaoru merengut. "Ah, pasti buruk ya. Sudah kuduga," ujarnya.

Midori melebarkan matanya. Ia langsung menaruh tangannya pada pundak pemuda di hadapannya. Ia berdehem sebelum mulai berbicara pada Kaoru.

"Permainanmu bagus, Kaoru." Ia tersenyum. Sebenarnya permainan Kaoru memang bagus. hanya saja ia teringat film yang ia tonton kemarin malam. Maka dari itu Midori sedikit paranoid dengan lagu yang dibawakan oleh kekasihnya itu.

"Lalu kenapa wajahmu seperti itu?" tuntutnya dengan masih merengut.

"Eh? Ada apa dengan wajahku?"

"Tidak."

Kaoru berbalik. Midori menghela nafasnya karena sepertinya pemuda itu marah pada dirinya. Sebelum Midori sempat menyentuh pemuda itu, Kaoru sudah berjalan terlebih dulu meninggalkannya sendirian di ruang musik.

Midori mengacak rambutnya sendiri. Ia pun mengejar pemuda itu.

"Kaoru, mau ke mana?"

"Aku mau mandi. Mau ikut?" Ditatapnya Midori dengan wajah polosnya.

Midori membeku di tempat. Apa Kaoru sadar dengan ajakannya itu? Bagaimana bisa Kaoru mengajaknya dengan tatapan tanpa dosa seperti itu?

"Tidak."

"Mau menunggu di kamarku atau di ruang tamu?" Midori bergidik karena nada pertanyaan yang dilontarkan Kaoru terdengar menyebalkan. Sepertinya ia masih marah. Mood anak itu sedang naik-turun.

"Eh? Di kamarmu saja." Midori tersenyum untuk mencairkan suasana.

"Oke."

Kamar Kaoru terlihat berantakan. Buku-buku berserakan di mana-mana. Tidak, Kaoru tidak serajin itu karena yang berserakan adalah manga-manga miliknya. Selagi pemuda sedang mandi, Midori pun berniat baik untuk membereskan kekacauan di kamar ini.

Satu persatu manga milik Kaoru diambilnya dan disusun di pinggir tembok. Biarlah nanti pemiliknya yang menyusun manga-manga tersebut ke dalam lemari bukunya.

Teach me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang