1⃣

37 14 1
                                    

"Gwenchana, Jungkook oppa? Hihihi... "

"Jungkook oppa? Neo mitcheoso, hahaha..."

"Oppa? Hahaha... "

Sial. Dia menggodaku lagi.

"Ugh, maafkan aku, noo- eh. Hyung!

Dan berhentilah memanggilku oppa! " ucapku dengan nada tinggi. Berharap dia akan berhenti untuk memanggilku oppa.

Cih... Tau begini aku akan menanyakan identitasnya terlebih dahulu.

Dia mempoutkan bibirnya imut.

"Jungkook oppa, nakal! Uh!"

Tidak.

Jangan lagi.

Ugh! Si imut ini minta dihajar rupanya.

"Yak!!! Jangan meng-imut-kan diri eoh! Berhenti sebelum aku menghajarmu! "
Kesalku.

"Boleh. Di ranjang, kan? " ujarnya sambil menaik-turunkan alisnya. Menggoda.

"Yaish!! "

"Sudahlah, jim. Ayo cepat kita selesaikan mengemasi barangmu. Aku ada kencan setelahnya, " jelasku.

"Ung? Jungkook oppa sudah besar ternyata. Dia akan memiliki kekasih.

Um, oppa tidak jadi menghajarku diranjang? "

Setelah mengatakannya, aku menatapnya datar.

Sedetik kemudian, ia tertawa terbahak-bahak hingga kurasa kotak tertawanya sebentar lagi akan habis.

Sebenarnya apa yang lucu sih?

Memang kenapa kalau dia lelaki yang lebih tua dariku dan memanggilku oppa?

Ada yang salah?

Toh, dia juga sangat cocok dan manis untuk mengatakannya. -yehet😑

"Baiklah-baiklah. Jangan pasang muka seperti itu kook. Itu menggelikan. " ucapnya lucu.

"Makannya, cepat! "

"Iya, iya, bawel kamu ih! "

-----------------------

"Terima Kasih, ya, kook. Dan, selamat berkencan! "
Ujarnya diakhiri dengan senyum manis di ambang pintu rumahnya.

Ternyata rumahnya tidak jauh. Terlalu dekat malah.

Hanya 5 langkah dari rumah. Tak perlu kirim surat. SMS juga, nggak usah. Kalu pengen- eh... Kok malah nyanyi.

Back to the setory

"Iya, sama-sama, jim. "

"Hyung. Ingat aku lebih tua darimu. "

"Iya, tante yang semok"

"Kau bilang apa?!? Kemari kau anak nakal! " ia berlari mengejarku.

Akupun segera menghindarinya dengan berlari cepat sembari terbahak-bahak melihat caranya berlari yang seperti anak perempuan yang masih TK.

Segera, aku masuk kedalam mobilku, dan men-staternya.

Kujalankan mobilku pelan dan berhenti sejenak di depan rumah tetangga baruku. Tepatnya di depannya .

"Kurasa, oppa boleh juga, Oppai besar? Hahaha... "

Setelah mengejeknya, aku segera melajukan mobilku dengan cepat.

Kekeke... Lihatlah sosok kecil yang mempoutkan bibirnya dan menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil itu di spion.

Kyowo~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatik atau DanisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang