Surabaya, Agustus 2016
Matahari sepertinya tidak ada bosannya menyinari kami berdua. Ya aku bersama sahabatku rina sedang menyusuri taman kota tanpa payung atau apa pun yang bisa melindungi kami dari sengatan panasnya matahari itu. Dan sudah hampir tiga jam dia mengajakku untuk sekedar berjalan-jalan memutari taman kota ini tanpa ada upah apapun itu.
"Hauuus" kumoyongkan bibirku agar terlihat seksi oke ini namanya pemaksaan padanya. Kuharap sahabatku ini mengerti dan membuatnya peka.
"Kenapa tuh bibirloh ais" pekik rina yang membautku menatap dia sangat tajam.
"Bilang aja lo itu haus gak usah pakai moyong kayak gitu itu bibir mending kita cari toko atau warung deket taman ini gimana?" ucap rina dengan sumringah.
"Aku mengangguk mengiyakan apa yang dibicarakan rina tadi".
Dan pada akhirnya aku dan rina berjalan menuju sebuah warung yang lumayan dekat dengan taman itu,dan saking senangnya diriku diajak kewarung sampai-sampai aku jalannya gak fokus dan menabrak seseorang yang tinggi entah siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramember Rain
عاطفيةHujan salalu punya cerita disetiap tetesannya itu yang menyimpan senang maupun duka. Lewat hujan aku bisa mengenalmu dengan lebih baik. Lewat hujan kusapa dirimu didalam wujud yang tak dapat kukenali. Lewat hujan aku menganal apa itu arti memiliki...