Pagi yang basah dan lembab akibat hujan ini aku harus pergi ke kampus karena ada mata kuliah pagi. Beberapa orang pasti ada yang menggerutu bahwa tidur paginya yang hangat harus dikorbankan dengan kuliah pagi. Saat ini aku masih menjalani semester kedua, tak terasa kemarin masih dikerjain kakak senior saat masa ospek.
Tatapan itu aku melihatnya lagi.
Terkadang aku merasa risih apakah tatapan itu tertuju untukku?" Miu, dia menatapmu lagi!"
Seorang temanku berbisik saat sedang berada dalam kelas ketika mendengar dosen mengajar." Menatap lagi?"
Aku setengah berbisik pada temanku yora.Lalu tak pikir panjang aku melihat dia seorang cowok yang duduk dibelakangku, dia bernama dirga.Saat aku melihatnya dia langsung memalingkan wajah tegapnya ke sembarang arah.
Aku rasa akhir-akhir ini Dirga selalu menatapku tanpa alasan yang jelas, mengobrol denganku pun jarang. Semua itu diperkuat dengan ucapan beberapa temanku bahwa mereka melihat Dirga selalu mencuri pandang terhadapku.
Aku selalu berfikir apa ada yang aneh dalam diriku yang membuat dia bergidik aneh lalu menatapku? aku tak mengerti. Saat melewati dirinya atau masuk ke kelas aku merasakan dia selalu menatap ke arahku, dari situ aku mulai merasa takut, mungkin ini terasa berlebihan tapi rasanya risih juga. Dan aku tak pernah berani menatapnya kembali.
Saat semester satu aku sering satu kelompok dengan Dirga dalam beberapa mata kuliah, aku selalu semangat untuk mengerjakan tugas dan terkadang cerewet bahwa semua harus selesai tepat waktu.
" Dirga, tugas kelompok kita gimana? Mau ngerjain kapan?"
" Terserah mau kapan aku ikut aja. "
Dulu Dirga terkesan dingin dan bicara seperlunya jika aku bertanya tentang tugas padanya bahkan terkadang terlihat malas mengerjakan.
" Dir tugas hukum bisnis, aku udah dapet buku referensinya buat presentasi besok"
" Oke, kalo kata aku sih tinggal cari aja di internet lebih praktis" jawab sekenanya.
" Loh Dir? Kata dosennya kan kita harus cari sumbernya di buku, gimana sih? Aku udah cari ini"
" Kita harus bagi-bagi materinya buat kelompok kita" tambahku.
" Oke. Kamu aja yang bagi-baginya ya, nanti kirim aja bagianku ke email" Lalu Dirga pergi begitu saja.
" Oh iya, foto materinya sekalian kirim ke Line aku ya"
Tambahnya lalu menghilang dibalik pintu.Aku hanya diam mendengar ucapannya yang terkesan dingin dan tidak membantu sama sekali. Sedangkan anak-anak yang lain udah pulang entah kemana, cuma dia satu-satunya yang kuharapkan umtuk menyelesaikan tugas ini.
" Bener-bener ini anak!" Gerutuku dalam keheningan kelas.
Lalu beberapa tugas mata kuliah yang lain kami sering sekelompok. Hampir aku yang selalu bertanya duluan tentang nasib tugas yang akan dikumpulkan besok akan berakhir seperti apa. Masalahnya anak-anak yang lain seperti biasa menghilang tanpa kabar.
" Dir! Gimana nih tugas kelompok kita?"
" Ayo ngerjain mau dimana?"
" Diperpus aja oke" Dirga pun mengiyakan.
Pertama biasa saja, tapi lama kelamaan canggung juga ngerjain tugas berdua saja dengan Dirga kebetulan perpustakaan juga sepi.
" Materi ini dimasukin ga? " tanya dirga memecah keheningan.Kami sedang membuat tugas untuk presentasi besok.
" Eh Miura, malah ngelamun aja! Bantuin napa?" tambahnya
" Bentar aku baca dulu"
" Iya, ini materi penting harus dimasukin!"
"Oke" jawabnya singkat.
Saat melihatnya disampingku aku melihat tangan cukup kekarnya mengetik keyboard laptop dengan cepat. Mungkin dia sudah terlatih. Dia memakai kemeja tartan merah yang seringku lihat sebelumnya, dengan jeans lusuhnya, terdapat sedikit robek dikedua lututnya mungkin itu memang tren mode sekarang. Dan sepatu sneaker putihnya terlihat mengkilat.Saat itu aku tak berani melihat wajahnya. Yang aku lihat saat itu hanya sekenanya.
" Miu, lagi-lagi kamu ngelamun terus kenapa ada masalah ? Liat-liat kebawah liat apaan sih?"
Seketika aku kaget bukan main, biasanya dia ngomong irit sekali, aku dengar kali ini dia bicara panjang lebar. Suatu kemajuan yang baik.
" Siapa yang ngelamun, kamu yang ngetiknya lama banget! aku bosan dari tadi cuma liat kamu ngetik" aku mengalihkan perhatian.
" Ya, ngetik emang gini mau gimana lagi" jawabnya pasrah.
" Sini gantian aja aku yang ngetik"
***