BAB 1. You

31 9 3
                                    

Sembunyi..

Sembunyi gadis kecil..
Jangan sampai tertangkap

Sst.. jangan bersuara
Kita sedang bermain petak umpet bukan?

Mengapa aku masih mendengarmu?
Bukankah kita sudah melakukannya berulang kali?

Run..
Run and hide..

Tubuh Yuki kecil bergetar hebat, tangisannya mulai mengeluarkan suara. Dia tahu lagu itu menandakan permainan berakhir, dirinya telah ditemukan.

Jantungnya seperti berhenti berdetak ketika dia mendengar suara rantai beradu dengan lantai, terseret secara perlahan mengeluarkan bunyi berderit khas besi yang menyebabkan telinga bergidik.

Hades, pria itu menyebut dirinya sebagai hades, Seorang dewa yang menguasai dunia bawah, dewa yang biasa dipanggil dengan nama dewa kematian.

Ya, dia melambangkan dirinya sebagai dewa hades, salah satu dari tiga dewa terkuat dalam mitologi yunani.  Dia pria gila dengan rantai terikat di kaki kanan. Manipulatif dan seorang pasien penyakit mental, seorang psikopat. 

One.. two.. three
Ready or not,

Nyanyiannya berhenti, Hades berdiri tak jauh dari Yuki.

“Ah.. di sini kau rupanya.” Dia tersenyum, mendekati Yuki kecil yang berdiri di pojok ruangan, menempelkan punggungnya kuat-kuat ke dinding.

“Tidak! Jangan mendekat. Kumohon.. ampuni aku. Kumohon.. “ racau Yuki histeris.

Tangisannya semakin keras ketika pria itu semakin dekat dengannya.

Pria itu menaikkan sebelah alisnya “ Bukankah sudah kukatakan. Jangan bersuara Yuki,”
Dia menyeringai sementara  tangan kanan pria itu terangkat dan mengayunkan pukulannya ke wajah Yuki kecil. Tangisan Yuki kecil semakin histeris.

“Sst.. kenapa kau menangis?  Jangan menangis, ada aku disini.” Suaranya begitu lembut, seperti kakak yang sedang menenangkan adiknya.

Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Setelah dua menit  suara tawanya menghilang dalam sekejap berganti dengan seringaian licik.

Dia memiringkan kepalanya dan menatap ke arah Yuki dengan pandangan kosong, tendangan keras dia layangkan ke perut Yuki kecil. Yuki jatuh terduduk di lantai, dari mulutnya memuntahkan cairan logam berwarna merah.
ia mengerang menahan sakit, kedua tangan mungilnya memegangi perut yang terasa seperti terbakar di dalam.

Dia menyentuh dagunya  dan mengarahkan pandangan Yuki kecil untuk menatap dirinya.

“Ssh.. good girl, jangan bersuara,” Yuki menggigit bibir agar tangisannya tidak terdengar oleh pria itu.

Pria itu berdecak “sepertinya aku sudah mulai bosan denganmu.”

Dia mengeluarkan sebuah pistol dari saku dalam jaketnya kemudian mengarahkan ujung pistol ke arah dahi Yuki.

Terdengar bunyi pelatuk yang ditarik. Yuki kecil menggigit bibirnya kuat-kuat hingga berdarah, dia menangis sambil memejamkan matanya

“Permainan yang menarik dan selamat tinggal Yuki sayang.”  Kata terakhir pria itu sebelum terdengar suara letusan pistol yang memekakkan telinga.
***
Yuki terbangun dari tidurnya, napasnya tersenggal-senggal terasa sesak . Sekujur tubuhnya gemetar hebat namun terasa lemas dalam waktu yang bersamaan.

Keringat dingin menetes dari dahinya. Yuki terduduk, tangannya yang masih gemetar mencoba meraih obat penenang yang berada pada nakas di sebelah kanan tempat tidurnya, meminumnya dengan terburu-buru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SNEACHTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang