Chapter 5

92 0 0
                                    


Ospek hari pertama hingga hari ketiga sudah ku lalui. Kini hanya tinggal dua hari lagi aku di jajah oleh para senior ku. Selama tiga hari Ospek, aku banyak di hukum oleh Ghifari. Aku bingung dengan sikapnya yang cepat berubah. Kadang-kadang dia baik padaku, tapi dengan cepat dia berubah derastis menjadi sangat kejam padaku. Selama OSPEK, aku lebih banyak di bimbing oleh Ghifari.
Hari ke-empat Ospek ini akan di adakan di luar kampus. Rencanya daerah cipanas Cianjur akan menjadi lokasi kami semua. Saat ini aku sedang berada di dalam bus. Kami berangkat jam 07:30. Hari ini pakaian kami semua sudah berubah menjadi normal kembali. Tidak seperti 3 hari yang lalu, berdan-dan seperti orang gila. Di sampingku kini ada dua pria tampan yang aku sukai. Di sebelah kiri ada Ghifari dan di sebelah kanan ada Agam. Tadi, mereka berdua berebut untuk duduk di sampingku. Aku tak tau kenapa mereka bisa berlaku seperti itu. Cowok Aneh!

“ No, nih tadi gue bawa beberapa makanan dari rumah. Lo mau? Ambil aja “ Agam memulai pembicaraannya dengan menawarkan sebuah kue basah kepadaku.

“ Kagak usah lebay lo gam! Arno udah makan dari rumah ko “ celetuk Ghifari sambil memandang sinis Agam! Hheeeuuuhhh.... mereka tak pernah akur memang!

“ eeehh... makasih ya kak. Arno udah kenyang nih. Nanti deh Arno ambil kalau Arno mau “ jawabku sambil memberikan senyum kepada Agam.

“ Tuh kan, apa gue bilang! Arno kagak mau sama makanan yang lo kasih! “ Ghifari lalu menjulurkan lidahnya kepada Agam.

“ Bukannya gak mau kak! Arno kenyang.. “ aku membenarkan.
Alhamdulillah.... bus telah memasuki are taman Cibodas yang terkenal di cipanas Cianjur ini. Udara dingin mulai terasa di kulit. Saat bus sudah memasuki are parkiran, kami semua turun satu persatu keluar. Saat di luar, aku menghirup udara segar. Keadaan alam disini masih murni. Polusi belum mencemari udara di area taman cibodas ini. Kami melanjutkan perjalanan menuju taman komodo. Rencananya kita semua akan berkemah disana. Ghifari sang ketua panitia mengomandoi kami semua di depan.

“ Arno..., tungguin gue doonnngggg...! “ Aku menoleh. Ternyata itu Khansa. Ia berpenampilan beda sekali hari ini. Lebih cantik dari biasanya.
Selama Ospek, dialah yang selalu menemaniku. Aku jadi jauh lebih dekat dengannya sekarang.

“ Khansa, lo bawa apaan sih di tas lo? Penuh banget tuh kayanya tas! “ tanyaku.

“ Cailah... sekarang gaya bicara lo jadi pake elo gue nih? Hahahahaha... bagus lah bagus! Daripada gaya bicara lo aku kamu, enek gue dengernya “ Aku tertawa kecil.

“ Gue bawa banyak barang lah! Biasa cewe.. emang agak sedikit rempong hehehehehe “ tambahnya.

“ Kira-kira apalagi ya yang bakalan para senior lakuin ke kita? Apa mereka bakalan ngehukum kita lebih kejam lagi? Gue harap enggak deh! “

“ Ia no, jangan sampai lo pingsan lagi gara-gara lari 10 keliling. Hahahahaha... “ Khansa tertawa lepas.
Hhhmm..... ya, di hari kedua Ospek aku mendapatkan sebuah hukuman yang sangat berat. Masa cuman gara-gara telat masuk barisan beberapa menit aja hukumannya lari sepuluh keliling lapang kampus! Lapangan kampus kan gede banget...
Bisa di bayangin kan lari sepuluh keliling di lapangan yang gede cape nya kaya gimana. Karena terlalu capek akhirnya gue pingsan deh, GUBRAAAKKKK!!!
Kami terus berjalan menelusuri jalan setapak yang licin dan becek. Mungkin semalem ada hujan lebat disini. Tak tau kapan kita sampai di lokasi perkemahan. Saat aku melihat di sekelilingku, wajah para mahasiswa baru seperjuanganku mulai tampak terlihat lemas. Apalagi saat melihat Khansa yang sudah berbanjir peluh.

“ Aduuuhhh... kapan nyampe nya sih? Ko lama amat! “

“ Tunggu aja bentar napa sa, mungkin bentar lagi juga nyampe. Pasti lo keberatan kan bawa tas lo? “

“ Ya iyalah! Berat banget! Coba aja ada pangeran yang mau bawa in tas ini. “ Khansa menghayal.

Tiba-tiba rombongan kami berhenti. Ternyata kita sudah sampai di lokasi yang dituju.
“ Tuh kan gue bilang apa, ini udah nyampe kita “
Khansa hanya tersenyum lebar menatapku.
Ghifari mulai berbicara di hadapan kami semua. Oowww... ini nih yang aku suka dari Ghifari, gaya bicaranya sangat penuh wibawa. Apalagi kalau ngomong kaya begini bibir sexsy nya jadi tambah sexsy. Ooohh... I Love You..

Cinta Segi EmpatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang