Broken Hearts Teaser...

603 82 22
                                    


Di antara banyaknya masalah...
Apa yang paling membuatmu terluka?

•••



    Bibir itu terkatup rapat, menolak untuk bersuara karena keterdiaman adalah temannya saat ini. Sama seperti satu jam yang lalu, ia tak merubah posisinya sama sekali dan hanya fokus memandang kosong pada lautan lepas yang terbentang luas di hadapannya.

Tes. Tes. Tes.

Hingga waktu berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga waktu berlalu. Meski ia mencoba terus berteguh hati. Tetesan itu merembes keluar, melesat begitu cepat tanpa ia pinta. Menggenang di kedua bola mata sayu miliknya. Dan, sekalinya ia mengerjap lelehan itu jatuh membasahi kedua pipi kurusnya yang memerah karena dingin.

Sesungguhnya bukan ini yang ia mau. Menangis. Tenggelam ke dalam sebuah kepiluan yang menyesakkan dada. Karena itu hanya akan membuatnya jatuh terpuruk semakin dalam.

Tapi apa yang bisa dilakukan manusia biasa sepertinya selain menangis?

Di antara sekian banyak jawaban ia sendiri pun tak tahu. Ia hanyalah manusia yang terlarut akan kesedihan, yang tak mampu lagi untuk bertahan akan jerat pahitnya sebuah kehidupan. Putus asa? Mungkin. Menyerah? Bisa saja.

Setelah mengalami pengkhianatan cinta pahit yang dilakukan oleh tunangannya dan dituduh sebagai pihak yang berselingkuh oleh keluarganya sendiri. Bagaimana bisa kau masih tetap bertahan di antara semua itu?

Diabaikan.

Diasingkan.

Dikhianati.

Dicaci-maki.

Tersesat. Tidak ada yang bisa ia jadikan pijakan lagi saat ini. Keluarga, teman, bahkan cintanya yang selalu ia istimewa kan telah menolak kehadirannya. Membuang dirinya bagaikan sampah yang tak berguna. Seolah betapa menjijikkan dirinya.

Sebenarnya siapa yang salah di sini?

Keluarganya? Tunangannya?

Ataukah...

-dirinya sendiri?

Ah, pertanyaan bodoh. Sudah jelas jika jawaban sebenarnya adalah betapa salahnya ia di sini. Terlahir menjadi orang yang begitu lemah hingga harus menerima semua hal ini.

Hingga ia sudah tak bisa lagi berpikir jernih saat ini, rasa sakit, rasa takut seolah menghantui pikiraannya, untuk memilih kembali pada sang Kuasa...

Sebuah pilihan menarik.

Karena ia tak perlu lagi terluka. Ia tak perlu lagi menderita. Ia tak perlu lagi menangis dalam kesendirian. Dan kemudian ia tak perlu lagi mendengar orang-orang membicarakannya secara diam-diam.

Broken Hearts | ksj-bsjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang