o5o

3.5K 332 153
                                    

o0o

"Percayalah, semua ini tidak akan ada ujungnya, jadi ini bukanlah akhir, tapi awal dari segalanya."


Sudah hampir delapan bulan hubungan Sakura dan Pangeran Sasuke berlangsung, dan semua berjalan seperti apa yang mereka inginkan. Walau hanya hubungan gelap, atau istilahnya hubungan yang tak ingin diketahui oleh siapapun khususnya keluarga besar, orang-orang yang keluar-masuk kediaman pangeran kedua ini seperti pengawal ataupun dayang, tahu benar dengan apa yang keduanya lakukan. Wajar saja, Sasuke dan Sakura tak pernah malu mengumbar kemesraan mereka; mengecup dahi Sakura sebelum memulai suatu tugas kerajaan sudah menjadi rutinitas, tetapi tak satupun dari mereka yang berani melaporkan hal itu pada sang raja.

Ya, Sasuke mengancam mereka, hidup mereka tak akan baik-baik saja jika ia dan Sakura ketahuan oleh orang luar apalagi keluarganya. Entahlah, tak sekalipun ada di pikiran keduanya untuk memberitahu hubungan mereka pada keluarga istana.

Semenjak kejadian di dalam kamar mandi itu, Sasuke maupun Sakura saling mengungkapkan perasaan mereka, dan akhirnya pengakuan itu berujung kebahagiaan bagi keduanya karena tidak ada lagi cinta dalam diam yang menyayat jiwa, tapi tetap saja mereka hanya bisa bemesraan di balik tembok raksasa kediaman sang pangeran muda demi menghindari orang-orang yang tak menyukai keduanya bersama.

Mulai hari itu pula, semua tugas yang berhubungan langsung dengan sang pangeran dipegang oleh Sakura seorang diri, dan Yugao tak mempermasalahkan itu, ia justru sangat senang karena tugasnya sebagai mak comblang sukses besar.

Sakura sendiri pun sekarang sudah tinggal di dalam kediaman sang pangeran, tidur bersama dalam ranjang yang sama dengan Pangeran Uchiha bungsu itu.

Seperti saat ini, dirinya sedang tersenyum saat menatap wajah Sasuke yang tampak damai dalam tidurnya, tangan kecilnya menari di wajah sang pangeran, ia mengelus pipi Sasuke yang sudah mulai terasa kasar karena ditumbuhi bakal janggut yang nakal.

Ia merasa bahagia, sangat-sangat bahagia. Entah apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai ia bisa
hidup berdampingan dengan seorang pangeran padahal dia hanyalah pencuri yang hina, tapi Sakura sungguh bersyukur kepada Dewa-nya yang berbaik hati memberikannya begitu banyak berkat. Ia hanya berharap perjalanan mereka nanti akan tetap mulus seperti ini.

"Engh, geli, Sakura." Sasuke melenguh seraya menyingkirkan tangan Sakura dari wajahnya tanpa membuka mata, wanitanya ini sangat mengganggu tidurnya.

Sakura terkekeh kecil melihat raut wajah pangerannya yang tampak kesal, menggangu Sasuke memang sudah hobinya, "Tapi aku suka, Pangeran. Omong-omong, kalau kau lupa, hari ini kau dipanggil ke istana."

"Hm, ... tapi sekarang matahari saja belum terbit, aku masih mau tidur, Sayang! ... dan berhentilah menggelitik leherku!" protes Sasuke, ia menggengam kedua tangan Sakura dengan satu tangan kekarnya, sedangkan tangan yang lain mengelus rambut merah muda Sakura yang kini tergerai kusut, "Tidurlah, atau kau akan mengantuk besok." Sakura mengangguk, ia melepaskan tangannya dari genggaman Sasuke lalu memeluk erat pangeran miliknya.

Semoga saja, semua akan baik-baik saja esok dan hari selanjutnya, Dewa, Sakura berdoa di dalam batinnya sebelum mengecup dahi Sasuke yang sudah lebih dahulu terbang kembali ke alam mimpi.

**

Berhubung Sasuke sedang pergi ke istana, tugas Sakura hari ini benar-benar kosong, ia berencana mengajak Yugao jalan-jalan ke pusat desa Konoha jika wanita itu tidak sibuk, dan tentu saja Yugao tidak sibuk karena ia bisa menyerahkan tugasnya pada dayang bawahannya. Ingatlah jika dia adalah kepala dayang.

Dengan gungnyeo berdalaman merah juga rambut digulung layaknya dayang yang lain, ia bersama Yugao berjalan keluar kediaman pangeran kedua.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Not PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang