Prolog

5 3 0
                                    

Tepukan para penonton terjadi di sebuah kafe dekat perempatan jalan besar. Seorang gadis tersenyum sambil membereskan gitar yang digunakannya untuk menghibur para pelanggan.

"San makasih ya udah mau gantiin gilirannya Arya. Dia bener-bener ga bisa dateng katanya. " Kata Reno a.k.a temennya Arya.

"Santai elah Ren, gue juga tadi sama ngecek kerjaannya temen-temen." gadis yang disapa San tadi menjawab.

"Kafe lo rame juga ya. " Memang, kafe tempatnya live music tadi adalah kafenya sendiri, tidak besar tapi cukul ramai di kalangan anak muda.

"Yah, mayan lah. Gue duluan ya ada yang harus gue bantu di belakang. " Setelah mendapat anggukan dari Reno, ia pergi menuju dapur kafe.

"San, gantiin gue bentar di kasir. Kebelet nih ga tahan." Sania yang sedang membuat minuman pun hanya menganggukkan kepala.

"Mbak, meja no. 7"

Deg

"Gara? "

"Maaf? Mbaknya manggil saya? " kata laki-laki tersebut.

---
Tbc

Vote and comment jangan lupa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All The Things We LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang