Yongguk POV
Semalaman setelah menerima telepon, dia mendadak berubah.
Apa kamu baik-baik saja? Sudah berjam-jam dia duduk diam seperti itu setelah menolak untuk kuajak pulang. Hanya mengaduk-aduk esnya yang sudah lama mencair. Tanpa mengajakku bicara sama sekali. Apa dia memang keras kepala seperti ini? Banyak hal yang ingin ku tanyakan padanya. Selama aku tidak ada, apa yang terjadi? Kemana saja kamu selama ini? Bagaimana kamu bisa menemukanku? Telepon siapa tadi? Kenapa kamu muram? Kenapa kamu diam? Apa kamu baik-baik saja sekarang? Tapi tak satupun dari pertanyaan itu terlontar. Aku takut mendengar jawabannya. Aku memang pengecut seperti biasa.
Ketika aku mengajaknya pulang untuk kedua kali, dia menahanku. Lalu mulai duduk diam lagi. Tanpa mengatakan apa-apa. Benar-benar egois.
Jika itu untukmu, aku akan lakukan semuanya. Termasuk menungguimu berjam-jam tanpa kata. Bagaimana aku mengatakan lebih banyak lagi? Kamu, masa lalu kita, pertemuan ini, benar-benar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Bagaimana bisa aku mengambarkanmu dengan semua kata?
Akhirnya setelah sejam kemudian, dia mau ku ajak pulang. Tapi sepanjang jalan kami diam-diaman. Aku tak berani mengajaknya bicara. Karena aku tahu dia sedang risau sekarang.
Lalu akhirnya dia bersuara, dengan tersenyum berkata, "Terimakasih untuk hari ini Yonggukkie".
Aku mengangguk, karena aku tak tahu apa yang harus kubicarakan dan kami kembali diselimuti keheningan lagi. Saat kami sudah berada di dekat asramanya,
"Yongguk bisakah kita bertemu lagi besok? Selagi kamu masih libur. Aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu lagi", tanyanya.
Apa? Dia mengajakku jalan lagi besok? Dia bilang ingin menghabiskan waktu denganku. Yori, itulah hal yang ingin ku katakan padamu. Tetapi kamu malah mengatakannya duluan. Aku senang sekali menghabiskan waktu denganmu hari ini. Dan aku sungguh berharap bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi denganmu.
Aku pun mengangguk.
"Aku tinggal di paviliun kru nomor 6, besok kita bertemu jam 10 ya", katanya.
Lagi-lagi aku hanya menganggukan kepala. Saking senangnya aku tak mampu berkata-kata.
"Kita sudah sampai, masuklah", kataku menyuruhnya masuk.
"Ah maaf, aku jadi merepotkanmu," katanya pelan.
"Yonggukkie apa kamu marah padaku?" dia berkata lagi.
"Tidak", kataku heran.
"Syukurlah, maafkan aku yang tiba-tiba berubah menyebalkan", katanya padaku.
"Kamu pasti lelah, istirahatlah", kataku mengabaikan perkataannya barusan.
"Iya, selamat malam", katanya seraya melangkah ke depan pintu.
"Selamat malam", ucapku seraya membalikkan badan dan melangkah ke arah asrama.
Tidak, masa hanya seperti ini?
Aku tak dapat menahan diri dan berbalik. Aku mengelus rambutnya, tepat ketika dia membuka pintu dan akan masuk paviliunnya. Dan berkata, "Terimakasih untuk hari ini Yuri. Tidurlah yang nyenyak ya. Kita akan bertemu lagi besok", kataku seraya berbalik tanpa sempat melihat reaksinya.
*****
Hyeongseop tiba-tiba datang kekamarku dengan membawakan kotak makanan buatan Yuri. Seketika di kamarku ribut karena Kenta dan lainnya meledekku terus-terusan.
Tetapi bagaimana bisa Hyeongseop yang membawakan makanan dari Yuri? Apa mereka baru saja bersama? Tapi bahkan mereka tak saling mengenal. Argggghhh Yuri, tadi kamu membuatku penasaran sekaligus khawatir. Dan sekarang kamu membuat kadar penasaranku bertambah.
![](https://img.wattpad.com/cover/111991695-288-k299053.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Was You (Kim Yongguk)
FanfictionSesakit dan sesulit inikah mencintai, merindukan dan menginginkan seseorang? Ketika cinta kembali bersemi disaat tempat dan waktu yang berbeda.Bahkan mungkin tidak tepat. Bagaimana bisa cinta itu menatap orang lain, bahkan ketika kita berada disampi...