"Sekarang sudah pertengahan tahun, mau bayar kapan kau?"
"Tolong, aku tak punya sanak saudara lagi, hartaku ludes dicuri orang, rumah ini satu-satunya harta yang kumiliki. Tolonglah, sampai anakku bisa menamatkan sekolahnya."
Evino kehilangan akal. Ia telah ditipu oleh banyak orang, uangnya dipinjam namun tak satupun yang dikembalikan. Dan kali ini ia merasa orang yang kini ada di hadapannya mempermainkannya. Sebelumnya ia mengaku-ngaku miskin, namun karena Evino yang tak mudah percaya pada orang, ia datangi saja rumah itu.
"Uangku kau buat apa ha?! Sabung ayam saja kerjaan kau! Bulan lalu aku sempat melihatmu naik pesawat mewah itu, ke Thailand katanya. Minggu lalu ada kabar kau ke Raja Ampat sana. Tiga hari lalu, kau bilang uangnya habis. Memangnya aku pinjami kau uang buat foya-foya?!", gertak Evino sampai anjing saja enggan menggonggong kepadanya.
"Ampun, aku tak akan mengulangi lagi. Maafkan..."
Belum selesai Salman berbicara, Evino sudah memotong, "Lihat rumah kau! Reyot! Lihat kau sendiri! Norak, kampungan! Sudah, aku pergi saja, tak ada gunanya aku berlama-lama di sini," geram Evino sembari menuju motornya yang terparkir tidak jauh dari situ.
Aku tak akan percaya siapapun lagi, batinnya. Kata-kata itu diulangnya terus dalam hati sepanjang perjalanan menuju supermarket dekat rumah pamannya.
"Eh Bibi, gimana kabarnya bi?" tanya Evino yang kebetulan bertemu bibinya di supermarket itu. "Eh, Vino, baik nih. Mampir dulu ke rumah Bibi, yuk?". Evino mengangguk menanggapi tawaran bibinya.
...
"Bibi tahu kamu sudah berusaha bantu teman-teman kamu, tapi nyatanya feedback-nya ke kamu juga jelek kan? Bibi tahu kamu lagi susah sekarang, ibumu sudah meninggal, ayahmu.."
"Jangan bicara tentang orang itu di depanku! Orang yang sudah meninggalkan keluarga demi wanita murahan, tidak lagi kuanggap sebagai ayah!" bentak Evino.
"Sudahlah, yang terpenting, kalau kamu ada masalah, Bibi dan Paman masih ada untuk membantumu. Datanglah kemari kapan saja, toh kamu sudah kami anggap anak sendiri," ucap Bibi lembut.
"Makasih, Bi. Aku pulang sekarang, ya."
YOU ARE READING
Sunyiku, Sepimu
RomanceEvino, seorang yang jujur. Tabiatnya membuatnya mudah diperdaya orang lain. Kini, hanya ada kaki, tangan, dan leher yang membuat kepalanya senantiasa tegak. Clara, seorang eksekutif muda perusahaan ternama. Bulan ini, ia menjanda karena ia baru meng...