Kesatu.

52 12 1
                                    

Hari Sabtu, dimana syurganya para murid SMA Dwi Mulya. Dikarenakan setiap hari Sabtu dan Minggu mereka tidak perlu menginjakan kakinya ke sekolah. Iya, libur. Bahagia sesederhana ini bukan?

Tepat di hari Sabtu pagi, Bella dan Rio sedang bersiap-siap untuk melakukan jogging agar stamina tubuh mereka tetap terjaga. Hm, pantas saja jika Bella mendapati julukan body goals oleh semua temannya. Selain ia mendapati julukan itu, Bella juga termasuk most wanted girl di sekolahnya. Bagaimana tidak? mata yang berbentuk setengah bulan dengan warna mata kecoklatan disertai bulu matanya yang lentik, dan mempunyai lesung pipi di sebelah kanan pipinya. Terlihat manis jika Bella tersenyum.

Tidak jauh berbeda dari adiknya, Rio juga termasuk most wanted boy di sekolahnya. Wajahnya tidak jauh berbeda dengan Bella, hanya saja Rio tidak mempunyai lesung pipi.

Keduanya cukup pintar dalam berbagai pelajaran.

Author.

“yaelah kaya mau kemana aja lo.” ucap Rio sambil melihat penampilan Bella dari atas kepala sampai ujung kaki.

“serah gua” jawab Bella malas.

“mau lari ya? nih minum dulu susunya biar kalian banyak tenaga” Lina—Bunda Bella dan Rio menyajikan susu hangat untuk kedua buah hatinya.

“hehe, makasih ya bun” Bella menghabiskan susunya, lalu mencium punggung tangan bundanya dan pergi keluar rumah bersama Rio.

Sepanjang mereka lari, mereka tidak banyak berbicara. Mereka hanya berbicara ketika keduanya merasa kelelahan dan kehausan. Sadar akan hal itu, Rio langsung memilih tempat duduk untuk mereka beristirahat dan membeli 2 botol minuman dingin yang teramat segar jika di minum.

“hey” panggil seorang pria, Bella dan Rio pun menoleh ke sumber suara itu dan ternyata itu Varrel.

“eh lo disini juga? kemasukan apa lo tiba-tiba jadi rajin olahraga gini, udah mau nyusul otot gue aja lo.” sindir Rio pada Varrel sambil membuka tutup botol minumannya.

Sedangkan Bella hanya menaikkan sebelah alisnya, heran dengan kakaknya.

“iyakan mau ketemu ade lo” Varrel memperlihatkan deretan giginya yang begitu rapih sambil melirik Bella.

Bella melirik Varrel malas, padahal detak jantungnya kini tak karuan. Untung saja Bella pandai menyembunyikan perasaan baper nya dengan sikapnya yang cuek.

“dikacangin aja nih?” goda Varrel memperdekat duduknya dengan Bella dan mengelus pelan rambut Bella.

“apasih Rel” Bella mendengus kesal, akhirnya ia lebih memilih menutup telinganya dengan memasangkan earphone nya tepat di kedua telinganya dan memilih lagu yang akan di dengarnya.

Entah mengapa Bella merasa lelah, bukan lelah hati. Melainkan fisik. Efek tidur 3 jam kaliya-batin Bella.

Gapapa deh gue dikacangin yang penting gue harus terus berusaha buat buka pintu hati lo. Cepet-cepet lo tau deh Bel, kalo rasa sayang gue ke lo itu tulus banget dan besarnya cinta gue ke lo. Varrel tersenyum ikhlas.

Sabar aja Rel, sebagai sahabat yang baik, gue bakal bantu lo buat dorongin adik gue masuk kedalam pelukan lo, secepatnya dan selamanya. Batin Rio seolah mengerti apa yang dikatakan dalam hati Varrel dibalik senyum yang diperlihatkannya.

“iyo, Bella laper.” Seketika hening terpecahkan oleh suara Bella yang memanggil Rio, kakaknya.

“gimana kalo kita mampir aja ke cafe seafood  yang biasa kita kesana? Lo kan paling suka sama makanan laut yang diolah sama chef di cafe sana.” ajak Varrel.

“hm, tau aja gue lagi pengen seafood . Apalagi sekarang gue lagi ngilerin kepiting rebus, ah sudah tak kuasa ku menahan laparku ini. Ajak hayati ke tempat makan sekarang bang.” ucap Bella mengelus-ngelus perutnya yang mungkin sudah hampir rata.

“ck, alay. Untung sayang.” bangkit Rio dan langsung mengajak untuk segera pergi ketempat yang disarankan Varrel.

Harusnya gue yang bilang gitu Yo. Batin Varrel.

---

Sesampainya disana, Bella langsung saja memanggil waiter cafe tersebut dan menuliskan pesanannya. Sambil menunggu pesanan datang, Bella bercerita seperti biasanya. Bella memang terbuka pada Rio, Varrel, dan orang terdekatnya saja.

“gila, gue semalem ga tidur sampe jam 2 pagi coba.”Bella membuka ceritanya.

“ngapain aja lo sampe ngebela-belain ngurangin waktu tidur lo sendiri?” tanya Rio.

“siapa lagi lah kalo bukan Jemy hahaha, ya kan Bel?” Varrel menjawab Rio.

Sempat kaget mendengar jawaban Varrel. Tapi, Bella harus biasa saja.

“hm, iya bener Rel. Sebenernya sih gue ngantuk bangettt nunggu Jemy bales chat gue. Tapi, pas gue mau matiin data, tiba-tiba ada notif dari Jemy. Ya gue langsung buka aja tuh notif, karena gue gamau buat dia nunggu balesan dari gue. Dia bilang sih dia gabisa tidur, gatau karena apa. Terus dia ngajak gue gadang buat nemenin dia. Yaudah deh gue temenin Jemy. Sedikit sakit hati sih, dia ngebalesnya 10 menit sekali. Gue posthink aja terus. Pas jam satuan, dia ngilang lagi. Gue nunggu Jemy nge-read pc gue. Eh pas liat jam, udah se-jam gue nunggu. Mungkin dia udah tidur kaliyaa, tapi sempet gue buka WA dulu ngeliat last seen nya Jemy, dan tulisannya 'last seen today at 01.45 AM.' Yaudahlah lagian gue udah ngantuk banget, jadi ga mikirin banget. Tepat jam 2 pagi, gue tidur deh.”

Bodoh.

---

“iyo sama Bella pulang.” suara Rio menggaung saat dia membuka pintu rumahnya. Dan jelas saja, rumah mereka sepi. Ayahnya yang sedang bekerja di luar kota harus menginap disana selama 1 minggu 3 hari, sedangkan Bundanya entah pergi kemana. Mungkin belanja? mungkin saja. Dan yang biasanya ada Bi Inah—pembantu, kini ia minta cuti 2 minggu dikarenakan anaknya di kampung sakit keras. Entah sakit apa itu.

“ka, gue ke kamar duluan ya.” Ucap Bella menaiki anak tangganya.

“aneh gue sama sifat lo, kadang sopan kadang ngga.” monolog Rio yang sedang mengambil handuknya bergegas mandi.

Bella POV.

Kembali duduk di meja belajarnya. Membuka laptop dan menyalakannya. Ia selalu mengetik atau lebih tepatnya mencurahkan hatinya melewat sebuah bait yang ia ketik. Dan benar saja, Bella memulai mengetik.

detik jam dinding terus berputar
namun raga tak kunjung lelah
jika ku tahu cinta serumit ini
lebih baik ku tak merasakannya
lebih baik ku tak mengenalnya
bodoh
jika ku terus mengharapkannya
berharap ia datang mengusap air mata ini
namun mustahil
bila saja ia datang
bukan rasa sayang yang kurasa
melainkan
rasa kasihan

Untung setia, jadi gue rela deh nunggu lo sampe rambut gue beruban.

✨✨✨

“cinta sama bodoh itu beda tipis.”

Vomment yaaa, terimakasihhhh..

Silence in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang