"By, sarapan dulu," aku menaruh dua piring berisikan masing-masing telur dadar, dua buah sosis goreng, dan selembar daging asap, ke meja makan. Guanlin masih berkutat dengan dasinya di depan cermin. Aku benar-benar gemas melihatnya. Mengapa begitu saja dia tidak bisa, sih? Padahal sudah sering aku mengajari cara memakai dasi yang benar.
Aku menghampiri dan membantunya memakai dasi. Guanlinku tersenyum lebar, "Hehehe, Nuna memang yang terbaik," katanya yang kemudian melingkarkan tangannya di sekitar tubuhku. Aku tidak tahan untuk tidak tersenyum. Aku sangat menyukai waktu pagi kami, ketika aku akan pergi bekerja dan Guanlin pergi untuk menjalani masa magangnya sebagai Mahasiswa Hukum tingkat akhir di Pengadilan.
"Sudah, ayo sarapan." Aku mencubit pipinya gemas dan menariknya untuk duduk pada kursinya. "Nuna, dimana susuku? Aku harus minum susu agar pertumbuhanku tidak terhambat," Guanlin merajuk. Aku hanya memutar bola mataku dan mengambilkan sekarton susu cokelat kesukaannya di kulkas. "Kau sudah sangat tinggi, By. Mau pertumbuhan apalagi?"
Sambil meminum susu cokelat dan memakan sarapannya, aku mengamatinya lekat-lekat. Lelaki yang belum bisa dikatakan sebagai lelaki dewasa ini sudah sangat tinggi. Sehingga sering kali aku tidak mau pergi dengannya jika tidak menggunakan heels, atau wedges, atau platform, atau apa saja yang dapat mendukung tinggiku agar perbedaan tinggi kami tidak terlalu mencolok.
Guanlin adalah kekasihku. Kami sudah berkencan selama tujuh tahun. Selama tiga tahun terakhir ini, kami tinggal bersama. Bukan hal yang tabu bukan jika sepasang kekasih tinggal bersama? Mengingat kami juga adalah pendatang di Negeri Gingseng ini. Aku berasal dari Shanghai, dan Guanlin berasal dari Taipei.
Kami bertemu ketika Sekolah Menengah Atas. Guanlin adalah juniorku waktu itu. Dia dua tahun lebih muda dariku. Kami dekat karena kami sama-sama murid asing dan sering berbagi segalanya. Aku tidak tahu kapan tepatnya Guanlin menyukaiku dan aku juga menyukainya. Namun lebih dari itu semua, aku sudah sangat bergantung padanya. Sudah banyak yang aku dan Guanlin lewati bersama.
"Aku sudah selesai, Sayang." Kata Guanlin setelah meneguk habis susu cokelatnya. Dia berdiri di hadapanku, mengecup keningku, "Sarapannya enak, terima kasih," kemudian berlalu mengambil tasnya dan memakai sepatu kets kesayangannya. Aku duduk di sampingnya, melihatnya memakai sepatu dan akan berangkat ke Pengadilan membuatku tersadar betapa Guanlinku sudah dewasa.
"Aku akan pulang cepat. Aku janji. Aku tidak akan minum-minum dengan Sunbae sampai larut malam, jadi jangan menatapku seperti itu, Zhou. Aku akan pulang nanti. Jangan merindukanku." Aku menaikkan sebelah alisku mendengarkan kata-katanya. "Sudah sana kau pergi," aku berdiri, malas menanggapi perkataan Guanlin.
Aku akan kembali ke kamar ketika tangannya merikku ke pangkuannya dan memelukku. "Semenit, ya. Jangan bergerak." Ini yang aku sukai dari sosok anak lelaki tinggi bernama Lai Guanlin. Meskipun sudah tujuh tahun, tetapi Guanlin masih bisa membuat hatiku berdebar-debar dengan segala tingkah laku sederhananya. "Ini sudah lebih dari semenit, By. Kau bisa terlambat." Kataku sambil balas memeluknya. Tubuhnya begitu pas pada pelukanku. Dia tidak berkelebihan berat badan sama sekali meskipun dia tidak pernah mau kuajak berolahraga di akhir pekan.
Guanlin melepaskan pelukannya, "Sudah. Cepat turun. Kau berat." Aku tidak tahan untuk tidak menarik hidungnya sekeras mungkin. "Ah, Zhou. Sakit sekali!" katanya memekik. Guanlin mengelus hidungnya yang kemerahan dan aku mengambilkan tas dan semua barang yang biasa ia bawa. "By, kau benar-benar akan terlambat!" aku senang memanggilnya By. Setiap gadis pasti mempunya sebuah panggilan kesayangan untuk kekasihnya, bukan?
"Aku berangkat dulu. Jangan merindukanku." Guanlin mengambil alih tas yang ada di tanganku, dan aku mengekorinya berjalan menuju pintu. "Dan satu lagi, Zhou," dengan cepat dia mengecup hidungku, "Nah. Aku anggap hutang menyakitkan pada hidungku sudah lunas." Astaga, aku segera membuka pintu dan mendorongnya keluar. Guanlin hanya terkekeh dan melambaikan tangan kemudian berjalan menjauh.
![](https://img.wattpad.com/cover/115378733-288-k652545.jpg)