Part 1

96 16 7
                                    

Terlihat seorang namja yang tengah tertidur pulas di atas ranjang yang begitu nyaman untuk ditiduri namja bermarga Jeon itu. Dengan balutan selimut berwarna putih polos.

Tok..tok..tok...

Terdengar suara ketukan dibalik pintu mewah milik kamar Jeon Wonwoo.

Jeon Wonwoo. Anak dari pemilik perusahaan ternama di seoul yaitu perusahaan Jeon group. Namun hidup nya tidak seenak yang dibayangkan dari kenyataan nya, namja itu terlihat dingin ke semua orang terkecuali keluarga dan sahabatnya.

"Permisi, Tuan nyonya jeon sudah menunggu anda di bawah untuk sarapan." Panggil seorang pelayan di balik pintu.

"Hmm, nanti saya ke bawah." Sahut Wonwoo dengan malas.

"Baik, tuan." Jawab seorang pelayan bergegas pergi meninggalkan balik pintu kamar Wonwoo.

Wonwoo bergegas menuju kamar mandi  dengan wajah yang terlihat masih mengantuk.

Tidak butuh waktu lama bagi Jeon Wonwoo untuk menbersihkan diri.

Namja itu terlihat sangat tampan mengenakan kemeja berwarna bitu tua dengan tambahan jeans berwarna hitam sambil menuruni anak tangga, terlihat keluarganya yang tengah sarapan.

"Selamat pagi, appa, eomma, Jeon Jihyun." Sapa Wonwoo menunjukkan senyum yang manis.

Jeon Wonwoo mempunyai seorang dongsaeng yang sangat cantik tetapi cerewet. Jeon Jihyun duduk dibangku kelas 3 SMA.

"Nado." Balas eomma dan appa bersamaan.

"Aigoo, oppa ku tampan sekali hari ini." Balas Jihyun menunjukkan wajah imutnya.

"Ya! Jadi oppa mu ini hanya tampan hari ini saja." Sahut Wonwoo sambil mengacak rambut Jihyun.

"Ya! Oppa jangan mengacak rambutku yang sudah rapih ini." Jawab Jihyun sambil mempoutkan bibirnya yang mungil itu.

"Aigoo, lucunya adikku dengan wajah seperti itu." Sambil menunjuk wajah Jihyun.

"Sudah cepat habiskan sarapan kalian, nanti kalian kesiangan." Titah eomma.

"Ne eomma." Sahut Wonwoo dan Jihyun bersamaan.

Seketika suasana menjadi hening hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu.

"Jihyun cepat, oppa akan mengantarmu ke sekolah." Titah Wonwoo sambi berjalan menuju mobilnya.

"Ne oppa." Jawab Jihyun.

***

Wonwoo merogoh saku celana nya untuk mengambil kunci mobil, tidak lupa Wonwoo dan Jihyun memasang sealtbeltnya. Seketika suasana hening Wonwoo sedang fokus menjalankan mobilnya, sedangkan Jihyun tengah asik memainkan ponselnya. Jihyun memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Oppa, apa oppa akan menjemputku pulang." Tanya Jihyun Sambil memandangi oppa nya.

"Sepertinya oppa tidak bisa menjempumu hari ini, karena oppa banyak tugas kuliah yang harus diselesaikan hari ini juga." Jawab Wonwoo sambil tetap fokus menyetir mobilnya.

"Yaudah gapapa, oppa berhenti dulu." Sahut Jihyun sambil menengok ke arah jendela mobil.

"Ada apa kamu mau berenti disini, ini kan masih jauh ke sekolah kamu Jeon Jihyun." Wonwoo sambil memberhentikan mobilnya.

"Oppa itu temanku Jung jaemi, bolehkan dia ikut mobil kita. kasian dia jalan kaki pasti cape, apalagi ini udah hampir 07:00, lima belas menit lagi masuk, nanti dia bisa kesiangan." Tanya Jihyun sambil melihat jam tangan nya.

"Hmmm" Jawab Wonwoo malas.

Jihyun pun segera keluar dari mobil Wonwoo menghampiri Jung Jaemi yang berdiri dibelakang mobil mereka.

"Jung Jaemi, ayo ke sekolah bersamaku." Panggil jihyun sambil berlari kecil menghampiri Jaemi yang berdiri dibelakang mobil mereka.

"Tidak usah, aku bisa berjalan kaki, aku tidak mau merepotkanmu." Sahut Jaemi sambil tersenyum.

"Aku tidak merasa direpotkan oleh mu, kau kan temanku masa merepotkanku." Jawab Jihyun menggenggam tangan Jaemi.

"Baiklah kalau tidak merepotkan mu." Jaemi Sambil masuk kedalam mobil Jihyun.

Mereka berdua pun masuk kedalam mobil Wonwoo. Seketika suasana menjadi hening, sampai ke sekolah.

Mereka berdua pun segera keluar dari mobil wonwoo.

"Oppa aku masuk dulu yah." Jihyun sambil tersenyum.

"Ne." Jawab Wonwoo.

"Terima kasih sudah mengijinkanku naik mobil anda."  Jaemi sambil menunjukkan senyum manisnya.

"Hmmm." Jawab Wonwoo dingin dengan muka datarnya.

"Jihyun oppa pergi dulu." Wonwoo menutup kembali kaca jendela mobil.

"Iyah oppa, hati-hati dijalan." Sahut Jihyun sambil melambaikan tangannya.

Mobil Wonwoo pun sudah tidak terlihat oleh pandangan Jihyun dan Jaemi.

"Kajja, masuk ke kelas." Ajak Jihyun sambil merangkul pundak temannya itu.

"Kajja." Sahut Jaemi.

Mobil mewah Wonwoo terlihat memasuki gerbang. Para yeoja tengah memandangi mobil mewah milik Wonwoo.

"Lihat mobil mewah milik Wonwoo sudah datang." Sorak seorang yeoja.

"Jinja? Mana?" Tanya seorang yeoja.

"Itu mobilnya tengah memasuki gerbang." Jawab yeoja itu.

"Daebak. Mobilnya selalu terlihat bersih." Sahut seorang yeoja di sebelahnya.

"Iya." Sahut teman yeoja itu.

Wonwoo turun dari mobilnya.

Para yeoja bersorak memanggil nama Wonwoo.

"Wonwoo, saranghae."

"Wonwoo, kau tampan sekali."

Terdengar teriakan para yeoja. Namun Wonwoo seperti biasa  selalu acuh dan bersikap dingin kepada para yeoja itu. Sekali saja ia menyapa para yeoja yang berteriak itu? Tidak pernah sama sekali. Wonwoo sangat terkenal dengan sikap dingin nya, tetapi tetap saja para yeoja mengidolakan si es batu itu. Tidak ada yang mampu mencairkan hatinya itu, kalau memang ada yeoja itu sangat beruntung.

"Ya! Wonwoo." Panggil seorang namja.

Wonwoo hanya menoleh dan melanjutkan niatnya ke kelas.

"Ya! Wonwoo tunggu aku." Panggil namja itu lagi sambil berlari mensejajarkan tubuhnya dengan Wonwoo.

"Ada apa Sonnyoung?" Jawab Wonwoo menunjukkan muka datarnya.

Namja bernama Sonnyoung sudah terbiasa dengan sikap dingin sahabatnya itu. Ya Sonnyoung adalah sahabatnya Wonwoo mereka sudah bersahabat sejak kecil.

Mereka berjalan menuju kelasnya.

"Wonwoo." Panggil Sonnyoung.

"Hmm." Wonwoo hanya berdeham untuk menjawab Sonnyoung.

"I-itu kau sudah mengerjakan tugas yang diberikan Lee saem?" Tanya Sonnyoung.

"Sudah, memangnya kenapa?" Jawab Wonwoo.

"Aku boleh tidak meminjamnya?" Tanya Sonnyoung menunjukan aegyonya yang menjijikan itu.

"Bukan meminjamnya, tapi kau ingin menyontek kan?" Jawab Wonwoo seperti mengintrogasi.

"Nah itu kau tahu." Jawa Sonnyoung sambil terkekeh.

"Nih." Wonwoo sambil mepempar buku nya.

Wonwoo memang pintar tapi dia tidak pernah pelit untuk memberi contekkan kepada siapapun yang memintanya.

"Ah sahabatku ini memang sangat baik." Sonnyoung sambil tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.

Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang