Saphire Galaxy (END)

Prolog

Jasmine's pov

Aku terus berlari tanpa arah di dalam hutan yg gelap ini. Terus berlari berharap bisa keluar dari hutan yg menyeramkan ini. Hingga akhirnya aku bertemj dengan seorang pria yg menaiki kuda putih nan indah. Pria itu sangatlah tampan seperti dewa. Pria itu mendekat kearahku dan berhenti tepat di depanku. Ia mengulurkan tangannya seperti memintaku untuk menaiki kudanya. Dengan bantuan tangannya aku duduk di depan pria itu. Kuda itu membawa kami keluar dari kegelapan hutan. Dan kami pun berada di sebuah taman yg indah. Bunga berwarna warni sedang mekar. Membentang sejauh mata melihat. Namun semuanya berubah, saat bunga bunga itu berubah menjadi abu. Hutan yg berada dibelakang kami pun hangus begitu saja. Suara petir terus terdengar. Kuda ini terus membawa kami menjauh dari hutan tadi. Ia berlari tanpa lelah. Hingga semuanya menggelap. Aku pun terbangun dari tidurku.

Dan harus menyadari itu semua hanya lah mimpi. Inilah dunia nyataku. Berada diantara kaum para penyihir putih. Sebuah pedesaan di bukit Haraseha.

Dan aku pun harus menerima kenyataan kalau aku tidak mungkin bisa keluar rumah. Boro boro keluar rumah. Aku di kekang di dalam sebuah kamar. Setiap pagi siang dan malam selalu ada orang yg memberiku makan dia adalah bibiku. Aku hanya bisa melihat keramaian desa melalui jendela. Dan ntah kenapa di desa/kota ini semua orang mengenakan pakaian berwarna putih. Bahkan banyak dari mereka yg memiliki model baju yg sama.

Alasanku tidak boleh keluar adalah karena keluargaku malu terhadap diriku ini. Kedua orang tuaku Anna Rosalia dan Fedrick Maquel adalah penyihir terhebat di kota ini. Dan mereka meninggal ketika ada peperangan hebat melawan penyihir hitam. Dan aku sebagai anak mereka malah tidak mempunyai kekuatan apapun. Inilah alasan mereka malu membiarkanku keluar rumah.

Walaupun menurut beberapa orang berfikir kalau aku memiliki kekuatan hanya saja belum muncul. Karena mustahil bagi seorang penyihir tidak memiliki kekuatan.