Bab 1

19.3K 1.4K 96
                                    

Akan aku jelaskan secara singkat tentang kehidupan Jimin.

Sejak kecil, orang tua Jimin selalu sibuk. Mementingkan bisnis dari pada harus menemani Jimin kecil yang saat itu kesepian dan butuh teman bermain. Tapi bukan berarti mereka tidak memberikan Jimin perhatian. Sebulan sekali, mereka akan pulang ke rumah untuk menemani Jimin meskipun ujung-ujungnya mereka malah bercinta dengan laptop dan dokumen-dokumen bisnis yang menurut Jimin sangat laknat.

Mereka rutin mentransfer uang untuk kebutuhan sehari-hari anaknya itu. Mengandalkan beberapa pelayan untuk menangani Jimin saat masa heat anak itu kambuh. Jimin tidak peduli lagi dengan orang tuanya yang kini membeli rumah di Amerika dan mulai jarang pulang. Baginya, rumah besar dengan hawa sedingin es ini cukup membuatnya melupakan penat setelah seharian bersekolah.

Saat SMA, Jimin memutuskan membeli apartemen sendiri. Pulang ke rumah kalau kedua orang tuanya kembali ke Korea. Mereka tau kalau Jimin membeli apartemen sendiri, jadi rumah besar itu akhirnya tidak berpenghuni. Hanya ada pelayan yang Setia merawat dan menjaga rumah Tuannya itu. Saudara? Jimin bahkan tidak punya saudara karena orang tuanya itu hanya mengandalkan dirinya.

Dan saat SMA pula, sikap bandel Jimin terlihat. Omega itu sering membolos, berkelahi dengan siswa sekolah lain, atau lebih parahnya lagi melakukan sex dengan sembarang Alpha. Meskipun Alpha itu adalah temannya sendiri, Jimin tetap melakukannya. Karena baginya,kepuasan lebih berarti dari pada status.

Jimin termasuk Omega yang susah di atur. Sikapnya mirip Alpha brengsek lainnya dan suka sekali membantah. Tidak mau dikekang oleh aturan, karena menurutnya, dia bisa menciptakan dunianya sendiri.

Setelah lulus SMA, Jimin bekerja di sebuah restoran ternama. Jujur saja dia benci bekerja di sana tapi apa daya, saat itu hanya ada lowongan bekerja di restoran. Mau tidak mau, dia harus melakukannya.

Kau bertanya padaku kenapa dia bekerja sementara orang tuanya punya apa yang dia butuhkan? Simple, cukup baca kembali paragraf Jimin yang tidak suka dikekang.

Jimin itu sebenarnya anak baik. Tapi karena Kasih sayang orang tua yang minim, anak itu berubah menjadi nakal dan tidak terkendali. Selesai sekolah, kenakalan Jimin semakin menjadi. Dia bahkan sudah dipanggil ke kantor polisi sebanyak 3 kali karena harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Entah itu mencari masalah dengan Alpha lain atau mencuri.

Tapi Jimin seakan tidak punya rasa kapok. Hari demi hari berlalu, dan Jimin masih melakukan perbuatan gelap itu. Orang tua Jimin tentu saja mengetahui perbuatan anaknya itu. Tapi yang mereka lakukan hanya membiarkan dan menyelesaikan urusan dengan mengandalkan uang.

Sejak awal Jimin memang tumbuh di lingkungan dingin tanpa Kasih sayang. Walaupun Jimin seorang Omega, tapi dia tidak bisa diremehkan begitu saja karena kekuatan bertarung dan pertahanannya setingkat dengan Alpha pada umumnya.

--
--

Jimin membuka matanya karena merasakan sakit luar biasa di kepalanya. Ia mengerang pelan lalu melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 12 siang.

Sial! Omega itu sudah melewatkan jam kerjanya hari ini. Dari pada mendengarkan omelan bosnya, lebih baik ia tak masuk kerja sekalian.

Kekehan jahat keluar. Jimin seringkali membolos kerja karena malas, selalu memutar otaknya demi menemukan alasan yang cukup menarik simpati orang-orang di tempat kerjanya. Dengan begitu, mereka tak mungkin memarahi dirinya.

Aroma tak sedap tercium di kamar itu. Enam botol soju dan asap rokok yang masih terlihat mengudara menjadi penyebab timbulnya aroma itu. Tapi seakan sudah terbiasa, Jimin hanya mengabaikan aroma itu dan mencoba mendapatkan kembali ketenangannya.

Savage [KookMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang