Jaqueline's Drama

79 11 15
                                    

An entry for stuffedpanda writing contest

- - -

JAQUELINE baru saja muncul dari backstage. Ia mengelap peluh di dahinya dengan tangannya, ia baru saja selesai berlatih drama di aula sekolah, ditemani kakaknya, Jackson.

"Sudah latihannya?" Tanya Jackson, tangannya memainkan pisau lipatnya. Jaqueline melotot ke arah kakaknya itu, "sudah. Jangan bermain dengan benda itu, Kak."

"Tenang saja, di sini tidak ada orang selain kita berdua," ucap Jackson sambil memasukkan pisau lipatnya ke dalam saku jaketnya.

Jaqueline mengembuskan napas lelah, "kau tahu aku sangat lelah."

Jackson berdecak, "selalu saja kau memakai kode ini agar aku menggendongmu. Ayo naik ke punggungku." Jaqueline nyengir, lalu naik ke gendongan Jackson dengan gaya gendong anak monyet, maksudnya gendong dipunggung.

Sesampainya di mobil, Jackson langsung duduk di jok pengemudi, di sebelahnya ada Jaqueline yang sedang membaca novel berjudul "Reflections Of A Man" karya Mr. Amari Soul.

Perjalanan dari sekolah menuju basecamp tempat keduanya berkumpul dangan sahabat-sahabat mereka kurang lebih memakan waktu lima belas menit. Selama perjalanan, mereka sibuk dengan aktifitas masing-masing, Jackson sedang menyetir dan Jaqueline membaca buku.

Akhirnya Jackson membuka percakapan. "Quel, apa kau masih menyukai Carlos?"

Pertanyaan yang terlontar dari bibir Jackson berpengaruh besar dalam diri Jaqueline, Jaqueline membulatkan matanya, "apa maksudmu, Jack? Aku dan dia hanya sebatas sahabat, layaknya kau dan dia."

Jackson mengangguk, "aku tahu kau menyukai drama."

Jaqueline mengernyit, "aku tahu, kalau kau tahu aku menyukai drama, terus apa masalahnya?"

Jackson berdecak, "maksudku bukan drama musikal yang sering kau pertontonkan kepada orang banyak, Quel. Tetapi, Drama yang ada di hatimu, drama privasi yang menyangkut akan kebenaran perasaanmu. Kau masih saja menutup-nutupi itu."

Jaqueline mendengus kesal, "mengapa aku mempunyai kakak sepertimu, kau adalah mindreader yang baik. Jadi, setiap apa yang ada di pikiranku selalu tepat dengan bacaanmu. Aku sangat kesal padamu, Jack."

"Aku memang seorang mindreader, tetapi aku bukan seorang heartreader, Quel. Ingat itu," Perhatian Jackson yang awalnya menatap jalan, sekilas berpindah ke adiknya yang sedang manyun, "jangan memajukan bibirmu seperti itu, nanti Carlos tak suka padamu."

Sontak Jaqueline memukul bahu Jackson yang sedang memegang setiran, setirannya sempat oleng tiga detik, tetapi kemudian stabil lagi. Jaqueline sangat kesal pada kakaknya itu, selalu saja menggodanya dengan godaan yang pas terkena sasaran. Seperti sekarang, mengapa harus Carlos yang menjadi sasarannya?!

Lima menit lengang, Jackson memulai percakapan lagi, "kau tahu Carlos menyukai Elena?"

Tubuh Jaqueline menegang, mana bisa Jacskon yanh detik sebelumnya membuatnya tinggi, seketika menghempaskannya dengan sebuah realita yang mengejutkan."Iya aku tahu, Jack. Tolong jangan bahas itu."

Jackson menghela napas jengah, ia lelah dengan adiknya itu. Adiknya yang tak mau melihat kenyataan, adiknya yang selalu menghindari setiap kebenaran, dan itu menyebalkan. "Kau harus membuka matamu. Carlos itu orang yang tangguh dan setia. Sekalinya ia menyukai orang itu, ia harus dapat. Tidak ada kata gagal di dirinya," ucap Jackson agak menggantung, Jaqueline pias.

"Dan aku tidak mau pada akhirnya, kau sakit hati jika suatu hari Carlos berhasli mendapatkan keinginannya. Itu saja," lanjut Jackson sambil mengganti gigi mobilnya.

Jaqueline's Drama [1/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang