A Miracle

27 6 1
                                    

Kyung Soo memukul kepala sesorang yang duduk di sampingnya menggunakan buku yang ia gulung.

"Hei!! Kang Yoo Jin, angkat kepalamu!"

Kang Yoo Jin. Ya, gadis itu adalah Kang Yoo Jin yang tinggal di depan rumahnya. Awalnya memang tidak ada alasan untuk Kyung Soo bersahabat dengannya. Ia bingung mengapa ibunya sangat menyukai gadis itu. Menurut ibunya, Yoo Jin itu gadis yang baik dan lucu apalagi saat ia berbicara bahasa korea. Tapi tidak sama sekali bagi Kyung Soo. Bahkan anak TK lebih baik dari seorang Kang Yoo Jin, dia sangat buruk.

Ibunya selalu saja menyuruh Kyung Soo bermain dengan Yoo Jin. Ibunya juga menyuruh Kyung Soo mengajari Yoo Jin berbahasa korea yang baik. Kyung Soo terpaksa menuruti apa kata ibunya, lagipula Kyung Soo cukup fasih berbahasa inggris jadi tidak akan terlalu sulit untuknya.

Semua alasan-alasan untuk tidak bersahabat dengan Yoo Jin hilang. Ternyata Kyung Soo salah. Yoo Jin itu gadis yang baik dan ceria. Ia hangat seperti musim semi. Mereka selalu berada di kelas yang sama bahkan sampai saat ini. Mereka bersahabat.

Gadis itu tidak menghiraukan Kyung Soo sedikitpun, ia malah menghadap ke arah sebaliknya.

Bel berbunyi, Yoo Jin langsung merapikan barangnya dan keluar kelas. Ia menunggu Kyung Soo di tempat parkir sepeda mereka.

Kyung Soo tiba. Ia menyentil dahi Yoo Jin.

"Aw! Sakit!"

"Apa kau pikir sekolah itu tempat tidur? Berhenti bermain-main, beberapa hari lagi ujian, ingat?"

Yoo Jin mengerucutkan bibirnya. Ia kesal. Saat ini Kyung Soo sudah terdengar seperti ibunya. Ia meninggalkan Kyung Soo dengan sepedanya.

"Huh, dasar! Dipikirannya hanya ada belajar dan belajar. Dia orang paling membosankan yang pernah aku kenal!!."

Yoo Jin terus mengomel. Ia tidak memperhatikan jalan. Ia hampir menabrak seekor kucing. Yoo Jin membelokkan sepedanya, ia terjatuh.

"Yoo Jin-ah!!"

Kyung Soo menepikan sepedanya. Ia menghampiri Yoo Jin yang terjatuh. Ia terluka, lututnya berdarah. Air matanya mulai menetes. Yoo Jin tidak tahan dengan rasa sakit, Kyung Soo tahu itu. Yoo Jin tidak boleh menangis karena saat ini mereka berada di gerbang sekolah. Ia mengeluarkan sapu tangan dari tasnya dan menaruhnya di mulut Yoo Jin. Yoo Jin mengigit sapu tangan itu dengan kuat, air matanya mengalir deras. Kyung Soo membawa sepeda Yoo Jin masuk dan kembali menaruhnya di tempat parkir.

Yoo Jin masih duduk di situ. Ia memeluk lututnya dan masih belum berhenti menangis. Ia berharap Kyung Soo cepat kembali, ia tidak ingin ada yang melihatnya. Kyung Soo berlari ke arahnya. Ia melihat luka Yoo Jin, lalu memboncengnya pergi dari tempat itu. Yoo Jin memegang erat pinggang Kyung Soo.

Mereka berhenti di depan sebuah apotek. Kyung Soo membersihkan luka Yoo Jin lalu menempelkan plester di lututnya. Kyung Soo menarik sapu tangan dari mulut Yoo Jin. Yoo Jin menangis, Kyung Soo memeluknya.

"Lain kali perhatikan jalanmu. Jatuh itu sakit kan? Jangan terjatuh lagi, jangan terjatuh jika tidak ada aku, mengerti?"

Yoo Jin mengangguk. Ia berhenti menangis. Mereka pulang ke rumah. Kyung Soo membonceng Yoo Jin. Yoo Jin menyenderkan kepalanya ke punggung Kyung Soo, ia tertidur.

"Ah.. dasar. Pasti dia tertidur." keluh Kyung Soo.


Kyung Soo sudah menunggu Yoo Jin di depan rumahnya.

Yoo Jin keluar.

"Bagaimana lututmu?"

"Sudah lebih baik."

60 Seconds In SpringWhere stories live. Discover now