Karena setiap pertemuan, pasti ada perpisahan.
***
Nilam mengusap peluhnya setelah turun dari bis jurusan Bekasi - Jakarta. Ia jauh-jauh datang ke Jakarta hanya untuk menghadiri perayaan anniversary Grup Literasi ---sebuah grup kepenulisan--- dimana ia telah bergabung selama setahun belakangan ini.
Ting!
Bunyi notif line terdengar dari ponselnya. Ia pun membuka salah satu chat dari grup tersebut.
Arini : Hey, gengs! Udah pada siap-siap belum? Kita kumpul jam tujuh kan?
Nilam : Ini udah sampe
Arini : Wow
Faris : Wow (2)
Hanin : baru juga jam lima 😅
Nilam : Maaf kirain dari bekasi ke jakarta bakal lama.
Anne : waduh bekasi, gue aja tangerang kaga ikut lol
Nilam : iya dong aku kan ownernya hehe
Hanin : owner kita baik banget ya bela2in ke jakarta padahal jauh *-*Selanjutnya Nilam hanya membaca pesan tersebut yang kebanyakan soal pertanyaan yang tidak terlalu penting seperti warna baju dan lain-lain.
Nilam tersenyum, ada alasan baginya untuk datang lebih awal. Yaitu, survey tempat. Karena ia tidak tahu menahu dengan jelas seluk beluk kota Jakarta. Ia memilih Jakarta hanya karena para membernya lebih dekat ke sini dibanding ke Bekasi.
Dan ia harus memesan tempat. Yang strategis untuk rencana anniversary nya.
*
"Selamat datang semua!" Nilam menyambut beberapa membernya yang baru datang. Minuman sudah tersedia di atas meja dan langsung diserobot Faris yang sudah kehausan sejak di perjalanan.
"Wahh ..."
Para member takjub melihat tempat yang dipilih oleh Nilam. Ruangan yang cukup besar dan tertutup. Semua duduk di lantai menambah suasana kekeluargaan. Ruangan tersebut ditempeli beberapa tulisan quotes yang di bingkai dengan nuansa cokelat dan hitam. Menambah rasa elegan pada ruangan tersebut.
"Owner keren banget nih milih tempatnya!" celetuk Arini, member yang paling berisik di Grup Literasi. Ternyata ia juga berisik di kehidupan nyata.
Yang datang hanya delapan orang. Mereka pun berbincang sambil tertawa akrab satu sama lain.
"Eh aku ke kamar mandi dulu ya," pamit Nilam dibalas anggukan oleh yang lain. Sebelum ia menutup pintunya, ia menyemprotkan sesuatu. Tak banyak, dan tak ada yang sadar akan hal itu.
"Aku sayang kalian, jadi aku akan buat ini menjadi tidak menyakitkan," bisik Nilam setelah pintu tertutup.
*
"Gre, kok itu bocah yang tadi gerombolan kaga balik-balik ye? Ini udah jam dua belas. Kita kan pengen tutup. Cek saja takut mereka macem-macem," tanya salah seorang pelayan toko kepada temannya.
Orang yang dipanggil 'Gre' itu mengangguk dan langsung mengecek keadaan. Disamping ia merasa geram dan penasaran.
Namun ia melihat sesuatu yang mengerikan.
Ia melihat semua anak remaja yang masuk bergerombol ke toko itu terbujur kaku dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Mata mereka membelalak dan tubuh mereka memerah berbintik.
"AAAAAAAAAA!!"
*
HEADLINE NEWS
Gerombolan remaja tewas keracunan di salah satu cafe tertutup di kawasan Jalan Pemuda, Jakarta pusat. Belum diketahui apakah mereka diracuni atau memakai narkoba jenis baru.
Nilam tersenyum membaca berita di koran tersebut. Lalu mengambil ponselnya.
Nilam meninggalkan obrolan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KOPDAR
Short Story[Drabble] Sebuah grup kepenulisan berencana mengadakan perayaan Aniversary yang pertama. Mereka ingin bertemu satu sama lain setelah setahun hanya saling berkomunikasi via online saja. Owner dan para admin grup sepakat akan melaksanakan KOPDAR bersa...