Petir Manis

25 6 0
                                    

pria yg membuat ran sakit seperti ini justru dengan entengnya lewat disamping mereka bagai tak ada apapun yg terjadi.

"yuta?" panggil ran masih sesegukan.

"ne? ouh iya jae aku duluan ya? lanjutkan pekerjaanmu itu, dan hei ran berhentilah menangis kau tak lihat seragam jaehyun sudah seperti kehujanan basah kuyup."

suara nya memang manis tp perkataanya bagai petir  menyambar bukannya berhenti ran malah lari dan menjerit gila, ya sejak bertemu yuta ran memang sudah gila.

satu pukulan keras mendarat dikepala yuta, jaehyun pun gemas dengan tingkah tak wajar sahabatnya itu.

"duh.. apaan sih jae? gak tau ya? kepalaku ini penting! sebentar lg ada perlombaan sepak bola aku berniat menggunakan kepalaku untuk menyundul bola nanti."

"bisakah kau gunakan sekali saja hatimu itu untuk tak menyakiti teman sekelasku bisa? aku malu yut."

"aku tak berniat menyakitinya jae dia yg datang sendiri padaku mengganggu kehidupanku, mengganggu otakku, justru dia yg menyakiti dirinya sendiri karena berani mendekatiku!!!"

"membual apalagi sekarang yut? aku tak mengerti yg kau ucapkan barusan? aku tak tau maksud dari semua ini? entah kau tersakiti atau ran tersakiti yg jelas orang yg sebentar lg gila adalah aku!" teriak jaehyun frustrasi.

"sudahlah tak penting, ayo pulang aku ingin membeli tteotobokki."

"kau memang pandai mengalihkan pembicaraan yut. oke traktir aku?"

"kau memang slalu kalah dengan makanan jae".

Pembunuh dan PenyembuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang