Remember

2.2K 13 8
                                    

Cerita ini hanya Fiksi Semata.

Halo, halo~ ini cerita pertama gw. jadi, maaf ya kalo agak aneh... tolong kasih comment gimana gw harus nulisnya kalo ada yang salah =w=. Thanks~

Keterangan tambahan

Pelindung = dalam Artian, membuat kepribadian lain tidak bisa melihat, mendengar, dan lain lain serta tidak bisa mendengar apa yang ada dipikiran. karena aslinya alam bawah sadar tempat dimana para kepribadian tinggal sangat rentan, sehingga rahasia gampang diketahui oleh kepribadian yang lain. oleh karena itu ada pelindung ini. cara mengaktifkannya harus dilatih terlebih dahulu.

Tingkat = kayak Sd, Smp, Sma. Lulus 1 tingkat berarti lulus Sd/Smp/Sma.

=============================================================================

=Prolog=

~Zero POV~

"Hei-hei, Rei-chan~!" terdengar suara Niki memanggil nama Rei.

"Maaf niki, Rei sedang tidur. Dia tak mau bangun" balasku sambil berbalik badan untuk melihat niki..

"Aah~" Niki mendesah dan tersenyum kecil, begitu menyadari siapa yang ada di hadapannya sekarang, dia berkata "Zero-kun, ini penting sekali! Aku butuh bicara dengan Rei-chan.".

"Andai aku bisa membangunkannya. Dia kelihatannya masih kecapekan gara-gara UN kemaren" Aku menatap mata Niki yang berwarna biru laut terlihat serius walau nada bicaranya agak santai.

"Ya sudah lah. Biar aku bilang ke ketua, bahwa Rei-chan masih kecapekan" Niki berkata sambil lalu pergi. Aku hanya berdiri menatap kepergian Niki. Aku kebingungan mendengar bahwa Rei dicari oleh ketua, hanya Rei.

Aku segera melangkah pergi setelah melihat Niki menghilang di belokan. Aku bergerak menuju ke perpustakaan. Sampai di sana, kududuki salah satu bangku yang ada, mengambil kertas dan pulpen yang ada, dan menulis segala kemungkinan alasan mengapa Rei dipanggil ketua dan mengapa hanya dia yang dipanggil. Setelah itu, aku memasukkan kertas tersebut ke dalam tempat tersembunyi di balik baju.

Ketika itu aku menyadari bahwa Raine telah bangun dan dia mendengarkan pikiranku tadi. Dengan segera, Aku mencoba membuat Raine tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan dan membiarkan dia mendengar pikiranku saja. Setelah pelindung dipasang, aku tersenyum kecil dan memanggil namanya.

~Raine POV~

Aku terbangun dan mendengar seperti ada suara pikiran seseorang. Feeling ku mengatakan itu adalah Zero. 'Tumben Zero enggak masang pelindung pikirannya, supaya aku gak bisa ngedenger apa yang dia pikirin' pikir ku keheranan.

'Apa ya kira-kira yang ingin mereka katakan pada Rei'  terdengar suara pikiran Zero. Aku pun terdiam begitu mendengar nama Rei disebut. 'Rei? ada apa dengan Rei?' pikirku sambil mencoba mengingat apa yang harus di ingat... 'i think she just tired and there is nothing else... except that accident (Arti: aku pikir dia hanya capek dan tidak ada hal lain... kecuali kejadian itu)'

Sesaat, aku bisa merasakan Zero menulis sesuatu di kertas dan diam sebentar. Aku mencoba melihat apa yang dia tulis, tapi sepertinya Zero menyadari akan kehadiran ku dan mengaktifkan pelindung di alat indra supaya aku tidak bisa merasakan, mendengar dan melihat apa yang dia lakukan.

'Sebaiknya aku melihat keadaan Rei' pikiran Zero terdengar lagi. Suara pikirannya masih terdengar, aku tidak tahu kenapa, padahal biasanya Zero mendahulukan untuk memberi pelindung di pikiran - supaya aku tidak bisa mendengar apa yang dia sedang dia pikirkan. 'Rei,' panggil Zero. 'Rei,' Zero memanggil Rei lagi. Aku hanya mendengarkannya dengan bingung.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang