Rasa ku habis kini.
Bagaimana denganmu?
Lucu sekali rasanya mendengar cerita dari sekelilingku bahwa aku pernah bersedih karenamu.
Waktu begitu cepat ya. Waktu yang menyembuhkan semuanya memang benar. Semuanya sehat sekarang. Aku benar-benar sembuh. Kini, kau seorang teman lama yang sempat berbagi rasa namun sekarang berdiri bebas berbagi tawa.
Teman, kini aku lagi lagi dilanda rasa.
Jika dulu kau meninggalkan, dia juga. Namun kali ini aku sungguh ingin bersamanya daripada dia kepadaku. Dulu, kau bersamaku dengan awal kau yang berkeras. Kini, tidak.
Mungkin kali ini aku bodoh, menunggunya membalas, yang jelas-jelas aku ini dimatanya tak lebih dari bahan seloroh. Aku tak sebegini tololnya dulu.
Minta maaf kepadamu, teman lama.
Jika kau lihat aku murung dan mendengar cerita bahwa aku menunggunya hingga tersandung maka itu bukan kau lagi. Subjek ceritaku bukan kau lagi, teman. Tokoh ceritaku berganti. Novelnya telah tamat dan cerita kita takkan ada triloginya - Tamat dan Selesai.
Namun, aku menoreh tinta di kertas baruku berharap novel kali ini tak berakhir dan menciptakan sejuta halaman di tiap sekuelnya.
Aku telah lepas dari bayanganmu, teman.
Kebahagian bahkan kabar tak lagi ku penasarankan.
Bukan memikirkanmu, aku malah memikirkan bagaimana agar aku dan dia dapat bersama.
Doakan aku, teman.
Rasaku sungguh menggila, kepadanya.
Kepada subjek novel terbaruku.