Rumah bercat hijau sage itu sejatinya milik orang tua Daniel. Daniel sendiri heran, untuk apa orang tuanya membeli rumah, kalau tidak ditempati. Maka dari itu, ia meminta izin pada kedua orang tuanya untuk menempati rumah bernomor 101 tersebut. Dan, yap. Setahun yang lalu, rumah ini resmi ia tinggali. Kampusnya juga lebih dekat dengan rumah ini daripada rumah orang tuanya. Maka dari itu, Daniel cukup nyaman tinggal di sini, meskipun seorang diri dan keadaan sekitar yang tergolong sepi.
Rumah itu sebenarnya cukup luas, dengan empat kamar tidur dan 2 kamar mandi. Memiliki ruang tamu dan ruang tengah, serta dapur dan gudang. Kadang, Daniel merasa kesepian. Tetapi, ia sendiri yang meminta untuk tinggal di sini. Bagaimanapun juga, ia harus bertanggung jawab atas keputusannya.
Tapi, ngomong-ngomong, sejak 8 bulan terakhir, rumah ini tidak sesepi saat awal-awal Daniel tinggal. Malam hening yang biasanya Daniel gunakan untuk mengerjakan tugas, kini ramai oleh perbincangan beberapa insan yang ikut tinggal di rumah ini. Sebut saja Javas, Guenno, dan Biyan. Ruang tengah yang dulunya bisa memuat 2 motor, sekarang terdapat tambahan sofa, yang mana membuat kedua motornya harus tersingkir ke garasi. Keempat kamar terisi semua. Gudang yang dulu tidak ada gunanya, kini telah dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan peralatan seperti tenda, tas backpack, sleeping bag, sepatu gunung, dan lain-lain. Singkatnya, peralatan untuk mendaki.
Rumah itu secara sukarela telah menjadi basecamp dari 8 orang pecinta hiking.
***
Biyan, lelaki kelahiran bulan Agustus 1999 yang kerap dipanggil Ucupㅡkonon katanya nama Biyan Kapila Abhivandya terlalu bagus, makanya saat kecil ia sering sakit-sakitan karena nama itu terlalu berat untuknya, akhirnya diberi nama panggilan Ucupㅡmenatap naas sepiring nasi goreng dan telur ceplok di hadapannya. Telur ceplok ini sebenarnya sudah sempurna, tetapi yang salah adalah nasi goreng dengan warna hitam gosong di beberapa bagian. Sang tersangka yang diketahui bernama Zach Ganendra, hanya meringis, menatap hasil masakannya yang jauh dari kata menarik.
"Katelnya udah makin tipis, ya?" Ujar Ucup, yang lebih terasa seperti sindiran. Zach mengambil sendok, lalu memukul kepala Ucup menggunakan sendok tersebut, membuat lelaki dengan umur satu tahun di bawahnya itu mengeluh kesakitan.
"Masih mending gua bikinin. Kalo gak mau ya gak usah dimakan, tungguin aja tuh si Guenno sampe jam 5," kata Zach sembari menuangkan air putih di gelas. Ketika hendak meminumnya, sebuah tangan mengambil gelasnya sedetik sebelum bibir Zach mengenai bibir gelas. Orang tersebut meminum habis air di gelas itu hingga tak bersisa.
"Thanks," ujar Ong, mengembalikan gelas tersebut ke genggaman Zach. Sebab namanya yang lucu, banyak orang yang memanggilnya Ong. Padahal itu semua karena kesalahan cetak dari petugas yang mengurus akta kelahirannya. Ayahnya mengaku menulis Saga Anggadirana, tetapi saat akta kelahirannya selesai diproses, entah mengapa, tulisan 'Saga Onggadirana' lah yang menghiasi lembar tersebut.
"Mas Javas mana?" Tanya Ong, mulai melepas sepatunya yang beberapa saat lalu ia kenakan untuk jogging mengelilingi kompleks perumahan Diamond Residence ini. Zach yang sedang menuang air hanya mengangkat kedua bahunya, sementara Ucup menggelengkan kepalanya.
"Minggu kok tumben sepi. Pada kemana?" Lagi-lagi, hanya 5 cm sebelum bibir Zach menempel pada bibir gelas, seorang lagi datang dan mengambilnya. Perilaku yang sama dengan yang dilakukan Ongㅡmeneguk air tersebut hingga habis dan mengembalikannya pada Zach. Zach hanya menarik nafas dan menghembuskannya kasar, menatap Zickry yang sekarang duduk di sebelah Ong. Bersandar ke sofa dengan wajah yang dipenuhi peluh.
"Guenno ada acara keluarga, Samuel sih tadi bilang mau ketemu ceweknya. Ong lagi duduk sebelah lu, lu lagi duduk sebelah Ong. Gua lagi berdiri nuang air, Ucup lagi duduk kayak orang bego seperti biasa. Danielㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alea
RomanceMungkin ada yang bilang sahabat itu selamanya, tak akan terganti, dan selalu berpegang teguh pada loyalitas. Tapi siapa yang tahu? Meskipun disebut dewa kesetiaan, tetapi apakah mungkin jika dewa tersebut akan selalu berpihak kepada satu orang?