introducing (1)

8 0 0
                                    

Yasnarista wulandari namaku, aku tinggal tak jauh dari hamparan biru yang selalu menjadi tempatku mengadu nasip. karena kupercaya bisa menjawab jerit tangis serta mengalunkan tawaku meski hanya
dengan deburan ombak dan hembusan angin lembutnya sebagai jawaban.

Setiap aku rasakan keganjalan di hati ini,entah itu beban ,masalah ,tangis,rindu,tawa dan kegundahan hati yang kian aku luapkan. aku menyempatkan diri untuk menginjakkan telapak yang begitu rapuh di tepi hamparan biru.

Berbagai cara aku lakukan tuk luapkan hati ini disana terkadang beberapa nada kulantunkan, beberapa kata ku ucapkan ,jeritan yg amat sangat memilukan bagi orang yg mendengar dan terkadang air matapun ikut mengekspresikan suasana hati ini di sana.

Aku memilih tempat itu karena aku mendapati rasa yang beda ketika disana aku tidak memiliki teman yang cukup baik yang kurasa bisa menerima ceriëta keluh kesahku.

*Neun ,teman kecilku itu memang sudah jadi sahabat bahkan lebih tapi ntah lah aku tak ingin membuuatnya terbebani dengan masalah masalahku.

*kakakku  satu satunya bernama Husnarista wulandari ,nama kita memang hampir sama begitupun rupa kita tapi tak layaknya nama dan rupa,pola pikir ,sikap dan sifat kita pun jauh berbeda.

kita sering kali cekcok. Aku 9tahun lebih muda dari kakakku itu .mungkin berbedaan umur yang jauh itu yang membuat kita tak berhenti adu mulut.

Ayah dan bundapun mungkin sudah cukup lelah untuk melerai karena itu kita sering kali dibiarkan meski rumah sering berantakan .

Happy reading to the reader.

Harap maklum ya ini cerita pertama

Hamparan Biru Tempatku MengaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang