Bab 11 [Hancur..]

811 59 9
                                    

Author pov

Ting tong

Pagi harinya.. Steffi dihebohkan oleh bel yang terdengar dari luar rumah Salsha. Steffi sangat panik, Dia seperti baru saja dikejutkan oleh ledakan bom yang meledak-ledak.

"Kenapa sih panik gitu?" tanya Salsha

"Iqbaal kan jemput gue Sal, Gimana kalo yang bunyiin bel itu ternyata beneran Iqbaal?"

"Ya bagus lah, kalo gitu lu aja gih yang bukain pintunya. Kasian loh Iqbaal udah nungguin lu diluar"

"Tapi gue gerogi"

"Yaudah atur nafas lu"

Steffi pun menuruti apa yang Salsha perintahkan. Dia mulai mengatur nafasnya, memang agak lebay sih, tapi kan emang benar. Coba kalian bayangkan berada diposisi Steffi sekarang, pasti kalian juga akan merasakan hal yang sama.

"Huhh"

"Gimana?"

"Masih gerogi, Sal.."

"Euhhh" jawab Salsha kesal

Tanpa basa-basi, Salsha menarik tangan Steffi. Salsha membuka pintu rumahnya, dan yap benar saja. Iqbaal beneran datang menjemput Steffi.

"Good morning" sapa Iqbaal

Namun ketika sadar yang membukakan pintu adalah sang tuan rumah yaitu Salsha, Iqbaal pun mendadak malu.

Salsha yang masih berada didepan iqbaal pun hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Good morning juga Iqbaal sayang" jawab Salsha jahil

"eh sal hehe"

"mo nyari siapa?" tanya Salsha

Steffi hanya tertunduk malu sambil diam seribu bahasa. Dia tak sanggup menatap mata orang yang berada didepannya sekarang. Bayangkan seseorang yang biasanya hobby nya menatap dan menatap namun kini tak berani menatap sang pujaan hatinya.

"nyari bidadari gue." jawab Iqbaal

"gaada, disini adanya mrs. Narfazi"

"apaan sih, Sal" protes Steffi malu sambil mencubit pinggang Salsha

"yaudah sana gih kalian berangkat, ntar telat berabe" Kata Salsha sambil mendorong Steffi dan Iqbaal.

"nanti lo berangkat sama siapa Sal?" tanya Steffi

"lo itu bego, amnesia, ato pikun sih? Apa fungsi pak Mamat coba? " keluh Salsha

"oh iya ya"

"udah sana gih"

"Sal duluan" kata Iqbaal

"iya hati-hati ya kalian berdua"

"see you!" kata Steffi

***

Aku tau.. Begitu banyak cobaan yang menghalangi kami untuk bisa bersatu. Namun selama nafas ini masih berhembus, selama jantung ini masih berdetak, dan selama airmata ini masih belum berhenti menetes.. Aku percaya, bahwa takdir ini masih dapat ku ubah.
-Steffi Adelia

From EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang